Find Us On Social Media :

Mengenang Sejarah Suram Indonesia 11 Maret 1966, Kudeta Besar-besaran dengan Supersemar Sebagai 'Surat Sakti' Soeharto Gulingkan Soekarno

By Maymunah Nasution, Kamis, 11 Maret 2021 | 13:16 WIB

Soeharto, Supersemar membawanya ke tampuk kepemimpinan Indonesia

Pengusaha berlatar belakang militer memainkan peran penting dalam pengembangan ini.

Kemudian di pertengahan tahun 1980-an terjadi penurunan harga minyak menyebabkan perubahan fokus menuju investasi sektor swasta dan produksi dan ekspor barang manufaktur guna mengurangi ketergantungan pada minyak dan komoditas ekspor tradisional.

Kritik pun mulai bergulir.

Beberapa melihat Indonesia kala itu semakin bergantung pada negara-negara Barat dengan kapitalismenya.

Baca Juga: Disebut Efektif Tumpas Kejahatan: Diletakkan Uang Rp 10 Ribu di Atasnya, Para Preman Era Orde Baru yang Terkena Petrus Pun Diperlakukan Seperti Ini

Tambahan lagi, dalam perusahaan transnasional besar, investasi asing langsung telah menciptakan kelas penjual yang mendorong pengaruhnya melalui perjanjian dengan perusahaan asing, dan kekayaan baru telah semakin membesarkan nilai kesenjangan, daripada menghapuskannya.

Usaha-usaha mulai tumbuh cepat pada 1990-an, dekade terakhir Orde Baru, tapi pemilik bisnis itu adalah anak-anak dari Soeharto.

Soeharto mengklaim anak-anaknya sebagai rakyat Indonesia berhak menjalankan bisnisnya.

Masalahnya, kritik muncul karena mereka menerima keunggulan besar dalam urusan bisnis mereka, yang hanya didapatkan dari posisi menjadi anak presiden Indonesia.

Baca Juga: Jadi Tahanan Politik di Ujung Kekuasaannya, Begini Nasib Bung Karno yang Jarang Diketahui: 'Makanannya Diudek-udek Pakai Bayonet'