Penulis
Intisari-online.com -Baru-baru ini, nama aktris Tya Ariestya ramai diperbincangkan beserta trik dietnya.
Kisah diet yang ia klaim sukses itu dibagikan di media sosial, sampai akhirnya dirilis dalam bentuk buku dengan judul "The Journey of Fit Tya Ariestya".
Beberapa orang sukses langsing dengan mengikuti pola diet tersebut, namun ada pula yang tidak cocok dan mengalami susah buang air besar.
Akun edukasi gizi @gizipedia_id pun membahas pola diet yang dijalani Tya menjadi sebuah utas.
Inilah beberapa faktor yang disoroti dari buku tersebut:
1. Sayuran dianggap menghambat penurunan berat badan
Akun @gizipedia_id mengaku mendapatkan beberapa bertanyaan mengenai apakah sayur-sayuran bisa membuat gemuk.
Setelah ditelusuri mengapa ada banyak pertanyaan serupa, ternyata penyebabnya adalah buku diet Tya tersebut.
Baca Juga: Agar Tak Jadi Komorbid Covid-19, Begini 6 Cara Alami Cegah Diabetes, Salah Satunya Setop Merokok!
Beberapa poin yang disoroti adalah bagaimana buku tersebut menulis bahwa makanan berserat seperti sayur bisa mengganggu bakteri baik dalam tubuh dan bakteri baik yang terganggu tidak menyerap nutrisi penting dari lambung dan usus.
Kemudian, makanan berserat disebut menyebabkan perut kembung dan diare pada beberapa orang.
Menurut @gizipedia_id, buku tersebut juga menyebut sayur mentah dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
2. Boleh bebas makan garam
Baca Juga: Peduli Tubuhmu; Tidak Cuma Garam, Ini 10 Makanan Sumber Natrium
Utas tersebut juga menyoroti pembahasan dalam buku yang menuliskan ayam fillet tanpa kulit boleh dimakan dengan bumbu apapun, termasuk bebas menggunakan garam.
Padahal, Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan pedoman konsumsi gula, garam dan lemak, di mana konsumsi garam harian hanya boleh satu sendok teh atau setara 2.000 miligram natrium.
3. Menu diet murah
@gizipedia_id menyoroti harga menu satu kali makan yang tertulis dalam buku Tya hanya Rp 4.350 saja.
Angka tersebut dianggap tidak realistis jika disesuaikan dengan perencanaan makan yang tercantum, yaitu termasuk menyertakan multivitamin, omega 3 dan biskuit diet, termasuk konsultasi dokter.
4. Diet rendah kalori
Salah satu menu makanan yang disoroti adalah menu yang dirancang pada 19 Oktober 2020, di mana asupan kalori hariannya kurang dari 500 kalori.
Di sisi lain, Very Low Calorie Diet (VLCD) atau pola diet yang sangat rendah kalori tersebut dinilai tidak baik untuk kesehatan jika dilakukan dalam jangka panjang.
5. Bisa kurus tanpa sayur
Selain melalui buku, Tya juga menyampaikan lewat video di kanal YouTube-nya tentang keberhasilan menurunkan berat badan tanpa sayur.
@gizipedia_id menganggap apa yang disampaikan lewat buku dan video YouTube tersebut seperti menyamaratakan proses diet untuk semua orang.
Padahal, metabolisme tubuh orang berbeda-beda, sehingga pola diet yang sukses untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lainnya.
Baca Juga: Jamu Penggemuk Badan untuk Atasi Kekhawatiran Jika Anda Terlalu Kurus
Klaim bisa kurus tanpa sayur pun dianggap para ahli gizi begitu berbahaya jika disebarkan kepada khalayak ramai.
Kenyataannya, diet tanpa sayuran hijau justru membahayakan tubuh Anda.
Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang penting bagi tubuh kita.
Kandungan nutrisi dari buah dan sayur sangat kaya untuk mempertahankan fungsi organ tubuh.
Untuk itu, makan sayur dan buah merupakan hal yang tak boleh dilewatkan.
Namun, di tengah kesibukan pekerjaan dan mungkin bagi perantau, konsumsi buah dan sayur kadang menjadi hal yang sulit didapatkan.
Faktanya, kebanyakan orang dewasa tidak cukup mengonsumsi buah dan sayur.
1. Tidak cukup serat
Buah dan sayuran mengandung serat, terutama pada buah-buahan cerah yang memiliki kulit yang dapat dimakan.
Baca Juga: Sangat Doyan Konsumsi Makanan Bersantan? Begini Cara Ampuh Agar Tubuh Bebas Kolesterol Tinggi!
Melansir dari Eating Well, jika semua yang Anda makan adalah daging dan lemak, maka yang terbaik adalah makan serat agar tetap teratur dan melancarkan pencernaan. Selain itu, tanpa buah dan sayur Anda lebih rentan mengalami dehidrasi.
Buah-buahan dan sayuran sering kali memiliki kandungan air yang tinggi untuk menawarkan cairan agar Anda tidak terlalu kembung dan terhidrasi di siang hari.
Jika Anda tidak minum cukup cairan dan tidak mendapatkan cairan melalui makanan, Anda mungkin melihat efek dehidrasi, seperti kelelahan, kencing kuning, dan kram otot.
2. Kulit menjadi tidak segar
Buah-buahan dan sayur-sayuran mengandung antioksidan dan vitamin tinggi yang baik untuk kesehatan kulit.
Selain menghidrasi tubuh, buah dan sayur punya manfaat yang biak untuk menghidrasi kulit sehingga terlihat tetap segar dan tidak kering.
Di samping itu, antioksidan dalam buah dan sayur dapat melawan efek penuaan sehingga mengurangi munculnya kerutan dan membuat kulit Anda tampak lebih muda.
Sebuah studi yang terbit dalam jurnal Nutrients pada Desember 2018 mengamati peningkatan 47 persen risiko mengembangkan dermatitis seboroik (bercak merah dan bersisik pada kulit) pada wanita yang mengikuti diet Barat, yang biasanya kurang konsumsi buah dan sayuran.
3. Berpengaruh pada kuku dan rambut
Rambut dan kuku Anda membutuhkan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran agar tetap kuat dan sehat. Jika tidak mendapatkan cukup vitamin dan mineral, kuku Anda mungkin menjadi rapuh dan rambut Anda bisa menjadi kusam dan kering.
Menurut penelitian, rambut dan kuku Anda membutuhkan antioksidan, vitamin A, vitamin E, biotin, zat besi, dan nutrisi lain untuk tumbuh. Kabar baiknya, nutrisi tersebut terdapat dalam buah dan sayur.
4. Risiko depresi
Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Tanda Tubuh Tak Cukup Konsumsi Sayuran, Termasuk Kram!
Kurang konsumsi buah dan sayur membuat Anda lebih mudah merasa sedih dan berisiko besar mengalami depresi.
Menurut beberapa penelitian, buah dan sayur adalah sumber nutrisi yang kuat ini dapat meningkatkan kondisi mental Anda dan membuat Anda merasa lebih bahagia.
5. Berat badan naik
Melansir dari Live Strong, tidak cukup makan buah dan sayur bisa menjadi alasan mengapa Anda sulit menurunkan berat badan.
Buah dan sayur adalah sumber pangan yang tinggi serat dan air serta rendah kalori. Ini artinya mengonsumsi buah dan sayur membuat Anda lebih kenyang tanpa memberikan kalori berlebihan.
6. Membebani kesehatan jantung
Pola makan berpengaruh pada kesehatan jantung. Sebuah penelitian yang terbit dalam International Journal of Molecular Sciences tahun 2018 menemukan bahwa konsumsi tinggi buah dan sayur dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung.
Buah dan sayuran mengandung nutrisi khusus yang disebut fitokimia, yang membantu mengurangi peradangan di tubuh secara keseluruhan.
Baca Juga: Peduli Tubuhmu; Ini 10 Makanan Terbaik untuk Jaga Kesehatan Jantung
Di sisi lain, pola makan tinggi natrium, makanan olahan, dan gula tambahan meningkatkan peradangan dalam tubuh. Buah dan sayuran membantu melawan peradangan kronis itu dan karena itu terkait dengan membantu mencegah penyakit kardiovaskular.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini