Find Us On Social Media :

Air Susu Dibalas Air Tuba, Sejarah Timor Leste Kehilangan 60.000 Nyawa Rakyatnya Bela Pasukan Australia Hadapi Jepang, Justru Ini yang Didapatkannya

By Khaerunisa, Senin, 1 Maret 2021 | 15:35 WIB

(Ilustrasi) Air Susu Dibalas Air Tuba, Sejarah Timor Leste Kehilangan 60.000 Nyawa Rakyatnya Bela Pasukan Australia Hadapi Jepang, Ini yang Didapatkannya

Intisari-Online.com - Pendudukan oleh bangsa asing dan pertempuran mewarnai sejarah Timor Leste.

Dalam sejarahnya, wilayah Timor Leste pernah jatuh ke tangan Portugis, Jepang, hingga Indonesia, sebelum akhirnya merdeka sebagai negara sendiri.

Salah satu bagian kelam sejarah Timor Leste adalah ketika wilayah ini dikuasai Jepang setelah kekalahan pasukan sekutu dalam 'Battle of Timor'.

Pasukan sekutu dipukul mundur, sementara Jepang berkuasa hingga akhir Perang Dunia II.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste Jadi Medan Pertempuran Perang Dunia II, Kisah Anak Laki laki Timor yang Pertaruhkan Nyawa Bantu Pasukan Australia Dikenang Sepanjang Masa

Pendudukan Jepang menyebabkan penderitaan rakyat Timor Leste, termasuk kematian sekitar 60.000 orang.

Pada 20 Februari 1942, pasukan Jepang menyerbu Timor Portugis dan Timor Belanda (Pulau Timor).

Kedatangan mereka 'disambut' pasukan sekutu terutama dari Australia, Inggris Raya, dan Hindia Belanda yang telah bersiaga.

Di kemudian hari, Xanana Gusmao, mantan pejuang kemerdekaan Timor Leste, mengungkapkan bagaimana Australia menyebabkan penderitaan rakyatnya setelah pertempuran Pasukan Jepang dan Pasukan Sekutu tersebut.

Baca Juga: Jangan Kaget! Meski Seragamnya Nyentrik Mereka Adalah Pasukan Militer Spanyol, Ternyata Ada Kisah Mengejutkan di Balik Pembuatan Seragam Militer Super Nyentrik Ini

Melansir The Sidney Morning Herald (9/4/2010), dilaporkan Perdana Menteri Timor Timur Xanana Gusmao menuduh Australia mengorbankan nyawa 60.000 orang Timor dalam Perang Dunia II, juga diam-diam merencanakan agar Indonesia mengambil alih wilayah yang saat itu disebut Timor Portugis pada tahun 1963.

Hal itu disampaikannya dalam pidato anti-Barat yang keras di konferensi donor internasional di Dili.

Ia mengatakan bahwa pendudukan Jepang di Timor Timur yang meliputi seluruh negeri, menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi orang Timor, termasuk kematian sekitar 60.000 orang.

"Menurut pendapat yang dapat dipercaya, penderitaan ini bisa dicegah jika pasukan Australia tidak datang ke Timor Leste untuk berperang di sini untuk mencegah Jepang menyerang Australia, '' katanya.

Baca Juga: Kisah Kehidupan Boudicca; Ratu Prajurit dari Iceni, yang Balas Dendam Karena Dilucuti Pakaiannya, Dicambuk di Muka Umum dan Kedua Putrinya Dirudapaksa Tentara Romawi

Gusmao juga mengatakan bahwa ''menambah penghinaan '', Australia kemudian menandatangani perjanjian dengan Indonesia untuk berbagi kekayaan dari Laut Timor sementara "sekitar 200.000 orang Timor tewas mencoba melindungi hak mereka selama 24 tahun perang ''.

Ia mengatakan bahwa menurut sejarawan dan peneliti, AS, Inggris, Australia dan Selandia Baru diam-diam menyetujui integrasi Timor Leste ke Indonesia pada tahun 1963, "sebagai solusi terbaik untuk perdamaian dunia ''.

Terkait kedatangan pasukan Australia ke Timor Leste pada masa Perang Dunia II, melansir artikel eurekastreet.com, oleh Susan Connelly, Suster St Joseph, yang menghabiskan 17 tahun di Institut Studi Timor-Leste Mary MacKillop, mengatakan pemerintah Australia memasuki Timor Lorosa'e -melawan keinginan penjajah Portugis-, bertujuan untuk menggagalkan kemungkinan serangan Jepang terhadap Australia.

"Sekelompok tentara Australia yang pemberani, yang jumlahnya tidak pernah lebih dari 700, berhasil menahan ribuan orang Jepang di Timor, tetapi hanya karena mereka mendapat dukungan dari penduduk setempat," katanya.

Baca Juga: Rusia Begitu Jemawa, Segala Senjata Canggih Anti-Drone Mereka Tiba-tiba Dipamerkan Mengetahui Dapat Kesempatan Emas Ini

Orang Timor Leste bisa saja menyerahkan orang Australia kepada musuh, tetapi mereka tidak melakukannya.

Antara 40.000 dan 60.000 orang Timor tewas sebagai akibat pembalasan Jepang atas persahabatan mereka dengan Australia, dan karena pemboman Sekutu di posisi Jepang.

"Australia yang ketakutan, melindungi diri sendiri, dan tidak sadar berkontribusi pada kematian puluhan ribu warga sipil itu," ungkapnya.

Tiga puluh tahun kemudian, Australia berdiam diri ketika rakyat Timor Leste menderita sebagai bagian dari 24 tahun pencaplokan Indonesia. Kematian sebagian besar penduduk Timor tidak mendapat protes dari Australia selama seperempat abad.

Baca Juga: Meski Jadi Musuh Bebuyutan, China dan India Sepakat Lakukan Tindakan Mulia Ini untuk Palestina

Tak hanya itu, Australia juga sempat memanaskan hubungannya dengan Timor Leste karena skandal mata-matanya, kasus yang sempat dibawa ke pengadilan arbitase internasional pada 2013.

Penyadapan diduga dilakukan untuk memperoleh informasi terkait negosiasi Timor Leste dan Australia atas ladang minyak dan gas.

Diyakini Australia ingin memastikan bahwa mereka berada di posisi yangmenguntungkan dengan negosiasi tersebut. Sementara bagi Timor Leste berada dalam posisi yang dirugikan.

Pengorbanan rakyat Timor Leste di masa lalu hingga kehilangan puluhan ribu nyawa rakyatnya untuk pasukan Australia, rupanya dibalas dengan begitu pahitnya.

Baca Juga: Meski Jadi Musuh Bebuyutan, China dan India Sepakat Lakukan Tindakan Mulia Ini untuk Palestina

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini