Find Us On Social Media :

‘Saya Diinstruksikan Jatuhkan Bom, Moralitas Bukan Urusan Saya’ Kisah Paul Tibbets, Pria yang Jatuhkan Bom Atom di Hiroshima

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 13 Februari 2021 | 14:30 WIB

(kiri) Pengeboman Hiroshima, (kanan) Paul Warfield Tibbets Jr, Pilot Pesawat Pengebom Hiroshima.

Mereka mengasumsikan gejala pasien dan itu menghancurkan kemampuan mereka untuk memberikan kebutuhan medis.

Saya pikir, saya akan seperti itu jika saya berpikir tentang orang yang tidak bersalah kesandung tanah. Saya seharusnya menjadi pilot pembom dan menghancurkan target. Saya tidak akan berarti apa-apa jika saya melakukan itu. "

Pada akhir 1942, Tibbets telah mendapatkan reputasi sebagai salah satu penerbang terbaik di Angkatan Udara AS.

Dia dipilih untuk menerbangkan Mayor Jenderal Mark W. Clark dari Inggris ke Gibraltar dalam persiapan untuk Operasi Torch, invasi Sekutu ke Afrika Utara.

Beberapa minggu kemudian, Tibbets menerbangkan Komandan Tertinggi Sekutu dan calon presiden Amerika Serikat Dwight D. Eisenhower ke lokasi yang sama.

Setelah terbang lebih dari 40 misi tempur, Tibbets terpilih untuk kembali ke AS pada tahun 1943.

Dia diminta untuk membantu pengembangan pesawat pembom terbesar di dunia yang pernah dibuat, pembom B-29 Superfortress, yang pada saat itu memiliki pengalaman masalah teknis.

Tibbets muncul dengan ide untuk meringankan bobot pesawat dengan melepas beberapa baju besi dan senapan mesin beratnya.

Ini berarti bisa terbang di ketinggian yang lebih tinggi dan kemudian menghindari pesawat tempur musuh serta tembakan anti-pesawat.

Baca Juga: Deretan Foto Paling Menghantui di Hiroshima, Sesaat Setelah Bom Atom Dijatuhkan, Foto para 'Eksekutor' Sungguh Bikin Getir