Find Us On Social Media :

‘Saya Diinstruksikan Jatuhkan Bom, Moralitas Bukan Urusan Saya’ Kisah Paul Tibbets, Pria yang Jatuhkan Bom Atom di Hiroshima

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 13 Februari 2021 | 14:30 WIB

(kiri) Pengeboman Hiroshima, (kanan) Paul Warfield Tibbets Jr, Pilot Pesawat Pengebom Hiroshima.

Intisari-Online.com – 'Saya memutuskan bahwa moralitas menjatuhkan bom itu bukanlah urusan saya. Saya diinstruksikan untuk melakukan misi militer untuk menjatuhkan bom. Itu adalah hal yang akan saya lakukan dengan kemampuan terbaik saya.

Moralitas, tidak ada hal seperti itu dalam peperangan. Saya tidak peduli apakah Anda menjatuhkan bom atom, atau bom seberat 100 pon, atau menembakkan senapan. Anda harus melepaskan masalah moral darinya."

Ungkapan di atas adalah ungkapan Paul Tibbets.

Pada dini hari tanggal 6 Agustus 1945, Kolonel Paul Tibbets naik pesawat pembom B-29 Superfortress yang membawa bom atom seberat 10.000 pon yang dijuluki 'Little Boy'.

Baca Juga: Selama Ini Dikira Hanya Makhluk Mitologi Semata, Monster Godzilla Ternyata Lahir Ketika Ledakan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, Bagaimana Ceritanya?

Tibbets memandu pesawat, dinamai menurut nama ibunya Enola Gay, dari Pulau Tinian di Samudra Pasifik menuju sasaran yang dituju, yaitu kota Hiroshima di Jepang.

Di ketinggian 33.000 kaki, bom itu dilepaskan.

Lebih dari 40 detik kemudian meledak di ketinggian sekitar 2.000 kaki di atas kota dengan energi sekitar 15 kiloton TNT, menandai era peperangan baru dan dahsyat.

'Seluruh langit menyala ketika meledak…. Tidak ada apa-apa selain kekacauan hitam mendidih yang menggantung di atas kota… Anda tidak akan tahu bahwa kota Hiroshima ada di sana,' kenang Tibbets dalam sebuah wawancara tahun 1989.

Baca Juga: Termasuk Rudal dengan Daya Ledak 130 Kali Lebih Kuat dari Bom Hiroshima, Inilah 3 Senjata Rusia yang Paling Canggih di Dunia