Advertorial
Intisari-Online.com -Karena adanya ledakan di Beirut, Lebanon, dunia kembali mengenang berbagai serangan yang mematikan yang pernah terjadi sebelumnya.
Dan salah satu yang paling terkenal adalah jatuhnya bom atom dikota Hiroshima, Jepang.
Kejadian itu terjadi pada6 Agustus 1945, yang artinya 75 tahun yang lalu.
Diketahui,pesawat pengebom B-29 milik AS menjatuhkan bom atom berjuluk Little Boy di kota Hiroshima.
Meski bernama 'Little Boy', dampak bom itu jauh dari ukuran kecil.
Kota Hiroshima luluh lantak dan 140.000 orang tewas seketika, belum dihitung mereka yang tewas kemudian karena luka-luka dan pengaruh radiasi.
Padahal, bom atom Little Boy itu "hanya" berkekuatan 15 kiloton, yang jika dibanding dengan persenjataan nuklir yang dimiliki beberapa negara saat ini, tentu terbilang amat kecil.
Lalu bagaimana jika bom atom, setidaknya bom yang dijatuhkan di Hiroshima, dijatuhkan di sebuah kota modern saat ini?
Bayangkan jika sebuah bom berkekuatan 150 kiloton dijatuhkan di sebuah kota besar misalnya New York, London, Bangkok, atau malah Jakarta?
Nah, untuk memahami seberapa besar dampak bom atom atau persenjataan nuklir lainnya, Wellerstein menciptakan aplikasi interaktif yang disebut Nukemap.
Lewat aplikasi ini, pengguna bisa membayangkan atau mencoba "menjatuhkan" bom atom dengan berbagai ukuran di kota mana pun di dunia.
Aplikasi ini juga menyediakan tampilan yang memperlihatkan dampak langsung jika sebuah bom nuklir dijatuhkan di sebuah kota.
Pengguna aplikasi bisa mengetahui jumlah korban tewas, luka, hingga sebaran radiasi nuklir ke daerah sekitar lokasi jatuhnya bom.
Nah, bagaimana jika bom 'Little Boy' jatuh di Jakarta?Kompas.commencoba simulasi ini di Jakarta.
Namun,Kompas.comakan mencoba menggunakan B-83, yang menurut aplikasi Nukemap merupakan bom nuklir terbesar milik AS saat dengan kekuatan 1,2 megaton atau 1.200 kiloton.
Jika bom raksasa ini dijatuhkan tepat di kawasan Monumen Nasional maka korban tewas diperkirakan mencapai 2.338.520 jiwa.
Sementara korban luka diperkirakan tidak kurang dari 4,5 juta jiwa.
Dan, warga di sekitar Monas, Kebon Sirih, Tugu Tani menjadi yang paling terdampak.
Terkait Bom Atom Hiroshima Sementara itu, dampak ledakan udara bisa mencapai kawasan Kelapa Gading, Rawangun, hingga sekitar Daan Mogot.
Di kawasan ini sebagian besar kawasan permukiman hancur, korban luka para berjatuhan, dan korban tewas cukup banyak.
Semua akibat dihantam gelombang udara berkekuatan 5 psi dampak dari ledakan bom.
Sementara radiasi panas yang bisa menyebabkan minimal luka bakar tingkat tiga mencapai kawasan seluas 547 kilometer persegi.
Radiasi panas ini bisa dirasakan warga yang tinggal di sekitar bandara Halim Perdanakusumah, Pondok Indah, Ciledug, hingga ke perairan Teluk Jakarta yang jaraknya rata-rata 13-14 kilometer dari pusat ledakan.
Dampak lain yang tak kalah mengerikan adalah sebaran radiasi yang bisa menimpa warga dalam radius 1.390 kilometer persegi.
Artinya warga di wilayah selatan Jakarta, Tangerang Selatan, Kota Tangerang, hingga Bekasi akan terancam terkena radiasi nuklir.
Celakanya, semua dampak yang dirasakan Jakarta dan sekitarnya itu jika bom tersebut meledak di ketinggian 3.320 meter dari permukaan laut.
Jika bom itu meledak semakin dekat dengan daratan maka bisa dipastikan korban jiwa dan kerusakan akan semakin besar.
(Ervan Hardoko)
(Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul "Seperti Apa Dampak Bom Nuklir jika Dijatuhkan di Jakarta?")