Dengan langkah itu, kata dia, manajemen Garuda Indonesia bisa melakukan penghematan kerugian yang ditimbulkan apabila pesawat itu baru dikembalikan pada 2027 mendatang.
“Apabila kita terminasi pada Februari kemarin sampai dengan akhir masa kontraknya, kita akan saving lebih dari 220 juta Dollar AS.
"Ini upaya kita untuk menghilangkan, minimal mengurangi kerugian dari penggunaan pesawat ini di Garuda,” kata Irfan.
Selain itu, lanjut dia, pesawat CRJ1000 ini juga tak cocok dengan market Indonesia.
Oleh karena itu, pihaknya terus mengalami kerugian selama pengoperasian pesawat tersebut.
Selain didasarkan dari harganya yang mahal, keputusan Erick Thohir ini didasarkan juga pada keputusan KPK Indonesia dan penyelidikan Serious Fraud Office (SFO) Inggris.
Penyelidikan tersebut dilakukan terhadap indikasi pidana suap dari pihak pabrikan kepada oknum pimpinan Garuda saat proses pengadaan pesawat tahun 2011 lalu.
Garuda Indonesia menerima pengiriman jet regional pertama buatan Kanada itu pada Oktober 2012.