Bombardier mengirimkan CRJ1000 terakhir ke Garuda tersebut pada Desember 2015.
Sementara itu dikutip dari Kontan, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebutkan penghentian tersebut menjadi salah satu upaya untuk mengurangi kerugian Garuda di masa mendatang.
“Kami menyadari bahwa penghentian secara sepihak akan menciptakan konsekuensi terpisah namun secara profesional kami siap menghadapi konsekuensi tersebut,” ujar dia.
Terminasi pada 1 Februasi 2021 sampai akhir masa kontrak leasing tersebut akan memberikan ruang bagi Garuda untuk lebih hemat.
Diproyeksikan Garuda bisa menghemat lebih dari 200 juta Dollar AS.
Dikabarkan juga perjanjian kontrak sewa pesawat Bombardier CRJ1000 baru akan berakhir tahun 2027 lalu, tapi oleh Erick Thohir kontrak itu diselesaikan 6 tahun lebih cepat.
Erick juga ingin Garuda tidak gegabah dalam membeli atau menyewa pesawat.
“Kita enggak mau misalnya dikotomi hanya Airbus, atau Boeing. Tapi kita akah lihat strategi besar dari Airbus dan Boeing mana yang lebih baik untuk Garuda. Sesuai dengan strategi Garuda. Jadi bukan lagi asal beli, asal sewa,” kata dia.