Find Us On Social Media :

Pembantaian dan Kekejaman Biasa Terjadi pada Perang Sino-Jepang II, Keduanya Gunakan Taktik Perang ‘Bumi Hangus

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 10 Februari 2021 | 14:00 WIB

Perang Sino-Jepang II yang penuh pembantaian dan kekejaman.

Kaum Komunis didorong untuk bernegosiasi dengan KMT oleh Stalin, yang melihat Jepang sebagai ancaman yang meningkat di perbatasan Timur Jauhnya, dan mulai memasok senjata ke China

China juga menerima bantuan dari demokrasi barat, di mana opini publik sangat anti-Jepang.

Inggris, Prancis, dan AS semuanya mengirim bantuan (termasuk sukarelawan pilot pesawat tempur 'Flying Tigers' yang terkenal).

Karena ikatan sejarah, China juga menerima bantuan dari Nazi Jerman untuk waktu yang singkat, hingga Hitler memutuskan untuk bersekutu dengan Jepang pada tahun 1938.

Meskipun Jepang dengan cepat merebut semua pelabuhan utama dan pusat industri China, termasuk ibu kota China Nanking dan Shanghai, pasukan PKT dan KMT terus melawan.

Dalam konflik brutal, kedua belah pihak menggunakan taktikbumi hangus’.

Pembantaian dan kekejaman adalah hal biasa.

Yang paling terkenal terjadi setelah jatuhnya Nanking pada Desember 1937, ketika pasukan Jepoang membantai sekitar 300.000 warga sipil dan memperkosa 80.000 wanita.

Ribuan orang  China tewas dalam pemboman kota-kota yang tidak pandang bulu oleh Angkatan Udara Jepang.

Baca Juga: Aksi ‘Sama Rasa dan Sama Rata’ Tentara Jepang Diwujudnyatakan dengan Perampokan, Semangat Revolusioner Berhasil Singkirkan Mereka yang ‘Mabuk Kebebasan’