Find Us On Social Media :

Pembantaian dan Kekejaman Biasa Terjadi pada Perang Sino-Jepang II, Keduanya Gunakan Taktik Perang ‘Bumi Hangus

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 10 Februari 2021 | 14:00 WIB

Perang Sino-Jepang II yang penuh pembantaian dan kekejaman.

Konsekuensinya adalah delegasi Jepang yang marah kemudian keluar dari Liga  Bangsa-bangsa, dan tidak pernah kembali.

Tahun 1930-an, orang China terus merambah wilayah dari Jepang, menggunakan basis Manchuria mereka.

Seluruh bagian utara negara itu akhirnya secara bertahap diambil alih.

Strategi resmi KMT adalah mengamankan kendali atas Tiongkok dengan mengalahkan musuh internalnya terlebih dahulu, yaitu Komunis dan berbagai panglima perang.

Kemudian barulah mengalihkan perhatian ke pertahanan perbatasan.

Jepang hampir tidak menghadapi perlawanan, selain beberapa pemberontakan oleh petani China yang ditindas secara brutal.

Pada 1937, pertempuran kecil antara pasukan Jepang dan China di perbatasan, menyebabkan insiden Jembatan Marco Polo.

Pertempuran ini memicu konflik besar-besaran, kemudian terjadilah Perang Sino Jepang II.

Di bawah Perjanjian Sian, Nasionalis China (KMT) dan PKT setuju untuk berperang berdampingan melawan Jepang.

Baca Juga: Cerita Heroik Bapak TNI AU yang ketika Masih Jadi Tentara Belanda Pernah Menenggelamkan Kapal Perang Jepang