Find Us On Social Media :

Iran Tidak Bisa Berbohong Lagi, Diam-diam Mereka Luncurkan Roket yang Bisa Hancurkan 10 Satelit Sekaligus, Buat Anak Buah Joe Biden Ini Ketar-ketir Karena Takut Perang

By Mentari DP, Jumat, 5 Februari 2021 | 12:30 WIB

Konflik antara Iran dan Amerika Serikat (AS).

Intisari-Online.com - Tony Blinken resmi menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.

Namun sepertinya itu tidak membantu banyak mengenai konflik AS dengan negara lain.

Misalnya konflik AS dengan musuh besarnya, Iran.

Sebab, Blinken telah mengeluarkan peringatan keras dalam wawancara televisi pertamanya sejak dia mengambil tugasnya di bawah Administrasi Biden.

Baca Juga: Dituduh Anak Buah Donald Trump Sebagai 'Kelompok Teroris' hingga Buat Jutaan Orang di Ambang Kelaparan, Joe Biden Justru Akhiri Perang di Negara Muslim Ini

Apa yang dia katakan?

Berbicara kepada Andrea Mitchell dari NBC News, Blinken mengatakan Iran bisa menjadi kekuatan nuklir dalam beberapa bulan.

"Ini adalah masalah yang bisa menjadi lebih akut," kata Blinken seperti dilansir dari express.co.uk pada Jumat (5/2/2021).

"Ini karena jika Iran terus mencabut beberapa pembatasan yang diberlakukan oleh perjanjian, itu bisa turun ke hitungan minggu."

“Sekarang, bahan fisil adalah satu hal," tambah Sekretaris Negara."

Baca Juga: Perang Dunia 3 Bak Seperti Buka Gerbang Neraka, Negara-negara Ini Terancam Hancur Lebur Jika Sampai Perang Benar-benar Pecah

"Memiliki senjata yang bisa mereka ledakkan dan gunakan adalah hal lain."

“Jadi ada garis waktu yang mungkin berbeda untuk itu."

"Tapi intinya adalah mereka semakin mendekati titik di mana mereka akan menjadi pembangkit tenaga nuklir ambang batas."

"Atau sebenarnya tenaga nuklir."

Namun, dia menekankan bahwa dia mengeluarkan pendapatnya berdasarkan "apa yang telah dilaporkan secara publik."

Kita semua tahu bahwa ketegangan antara kedua negara meningkat pada 2018.

Ini terjadi ketika mantan presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 mereka dan menjatuhkan sanksi hukuman terhadap Iran.

Berdasarkan ketentuan perjanjian, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPA), Republik Islam setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.

Menanggapi penarikan Trump dari perjanjian tersebut, Teheran secara bertahap mulai melanggar ketentuan perjanjian.

Puncaknya, Iran marah ketika pembunuhan Mayor Jenderal Qasem Soleimani pada Januari 2020 yang dilakukan AS atas perintah Trump.

Baca Juga: Sudah Bersumpah Akan Balas Dendam, Iran Jumawa Sanggup Serang Balik Amerika dengan Senjata Mematikan Ini, Siapkan Pertempuran Skala Besar

Kini, setelah Trump lengser dari posisinya, Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk bergabung kembali dengan perjanjian itu jika Iran berhenti melanggar ketentuannya.

Peringatan Blinken datang setelah Iran berhasil meluncurkan roket luar angkasa pertamanya yang ditenagai oleh mesin berbahan bakar padat.

Roket itu, Zolijanah SLV, dapat mencapai ketinggian 310 mil dan membawa muatan 485 pound, menurut laporan.

Ahmad Hosseini, juru bicara Kementerian Pertahanan Iran, mengkonfirmasi bahwa roket tersebut mampu meluncurkan satu satelit seberat 450 pon atau hingga 10 satelit yang lebih kecil.

Dia menambahkan bahwa tes tersebut membantu Iran mencapai mesin roket paling kuat dan roket itu dapat diluncurkan menggunakan landasan peluncuran bergerak.

Peluncur luar angkasa berbahan bakar padat telah menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan jangka panjang dari janji Iran untuk membatasi jangkauan rudal balistiknya hingga kurang dari 2.000 km, menurut analis kendali senjata Fabian Hinz.

Baca Juga: Salah Kaprah, Dianggap Lebih Baik dari Donald Trump, Justru Anak Buah Pilihan Joe Biden Ini Sudah Punya Rencana Menghukum Turki, Iran: Kami Kutuk!