Media ini didirikan pada tahun 1999 dan dimiliki perusahaan Jepang SBI Holdings.
SearChina terkenal karena berita finansial, serta sering menyiarkan berita sosial budaya juga.
Meskipun topik ini sepertinya tidak berbau politik, tapi hasil penelitian Maiko Ichihara, profesor di Graduate School of Law di Hitotsubashi University, Jepang, menemukan jika media ini masih bisa digunakan untuk membangun naratif China.
Ichihara temukan propaganda membangun seperti kata-kata "aman", "superior" dan "indah".
Artikel SearChina biasanya mengutip konten dari Toutiao, outlet China yang dioperasikan oleh raksasa perusahaan teknologi ByteDance.
Meskipun Toutiao tidak secara langsung berkaitan dengan CCP, tapi Toutiao dikenal dengan sensor ketatnya untuk menyesuaikan naratif CCP, sehingga membuat berita yang pro-China.
Kasus lain adalah situs berita online yang berkantor di Tokyo Record China, yang dibuat pembuat film China Shujian Ren di tahun 2005, portal media ini fokus untuk topik sosial dan budaya, meskipun sering ada selipan politik, yang kemudian digaungkan melalui agregator Jepang.
Propaganda mereka begitu buruk, sampai-sampai masalah pelanggaran HAM Uighur justru disebut sebagai penanggulangan teroris.
Record China juga sering mengambil isu-isu yang berkaitan dengan geopolitik terutama dalam hal masalah hubungan Jepang dan Korea Selatan.
Masalah yang dibahas memberikan pandangan buruk mengenai Korea Selatan dengan memberikan isu sejarah dan diplomatik yang buruk antara Jepang dan Korea Selatan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini