Intisari-online.com - Semenjak Donald Trump menjabat Presiden pertama kali dimulai tahun 2016 lalu, Amerika Serikat (AS) telah mulai terasa tidak signifikan bagi banyak negara.
Kontras dengan status mereka sebagai negara adidaya, AS mungkin semakin redup dan Donald Trump menjadi salah satu faktornya.
Hal tersebut kemudian semakin tampak jelas setelah China perlahan bangkit.
Memang bukan suatu kebetulan jika saat AS semakin redup, posisi negara adidaya segera diincar oleh China.
Seperti yang dipaparkan oleh pakar ini.
Minxin Pei, Profesor Pemerintahan di Universitas McKenna Claremont, serta rekan senior di German Marshall Fund di AS, menjelaskan dalam setahun terakhir saja Trump telah menjadi hadiah bonus bagi China.
Bagi China, Donald Trump bagaikan stok permen yang terus-terusan memberikan mereka keuntungan.
Dimulai dari responnya yang salah kaprah menanggulangi pandemi Covid-19.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR