Advertorial
Intisari-online.com -Pemilu AS tinggal menunggu hitungan hari, dan sampai saat ini kandidat Demokrat Joe Biden memimpin poling nasional.
Ia membuat Trump terlihat bodoh dengan mempertanyakan pertanyaan yang selama ini digaungkan para pemilih, dari virus Corona dan sistem kesehatan Amerika sampai hukum di Amerika.
Meski begitu, banyak pendukung Demokrat yang justru cemas dan takut Biden tidak akan menang.
Rupanya ada hal yang mengganggu mereka sampai-sampai mereka tidak bisa yakin Biden bisa menang.
Mengutip CNN, empat tahun lalu saat kandidat Demokrat Hillary Clinton kalah, kondisinya juga sama persis dengan sekarang.
Clinton saat itu lebih unggul dalam poling nasional, tapi ternyata ia kalah total.
Kekalahan tersebut sebabkan luka mendalam bagi para pendukung Demokrat.
Hal tersebut juga membuat para pemilih liberal masih meragukan apakah Biden bisa menjadi Presiden AS selanjutnya.
Tanggapan gugup
Banyak tanggapan gugup muncul dalam pemilihan presdien ini.
Sebagian besar hal itu berakar pada keinginan untuk menangkal kepuasan pemilih yang mungkin tertipu dengan berpikir Biden bisa memenangkan pemilu tahun ini.
Dalam pemilihan presiden AS 2016, peramal poling independen, meramal jika Clinton akan kalah.
Kemudian ia memang kalah, dan tanpa pemahaman koheren yang dilewatkan oleh banyak ahli, Trump digambarkan memilih kekuatan supernatural yang mempengaruhi poling.
Hal itulah sebabnya saat poling pemilihan tahun 2020 tunjukkan Biden ungguli Trump, justru banyak yang menanggapi dengan katakan 'jangan percaya dengan poling nasional'.
Tentu saja, ketegangan meningkat, terutama dalam cakupan material.
Banyak kekhawatiran bahwa Trump dan anggota DPR dari Partai Republik menekan pemilu atau sebarkan keraguan tentang hasil pemilu.
Ucapan Trump bahwa ia tidak akan menerima hasil kekalahan juga membuat antusiasme para pemilih turun.
Banyak juga yang takut bahwa pandemi virus Corona dapat memberi dampak penurunan kepercayaan untuk kedua belah pihak.
Masih ada juga kekhawatiran Demokrat, yang sebutkan perhitungan mundur menuju pemilu membuat mereka sangat khawatir.
Merembet ke bengkaknya dana pemilu
Prospek Trump akan terpilih lagi tunjukkan bencana yang kian membesar.
Hal itu disampaikan oleh Neera Tanden, Presiden dari Center for American Progress, thinktank liberal dan rekan lama Hillary Clinton.
Demokrat mulai tidak percaya dengan hasil polling, dan menampik semua berita bagus yang datang kepada mereka.
Setidaknya, angka dolar membantu mereka.
Partai Demokrat naik turun pemungutan suara, justru berhasil menarik uang dalam jumlah besar.
Biden akan mengumumkan bulan kedua berturut-turut untuk mengumpulkan lebih dari 360 juta Dolar As selama periode 4 minggu.
Angka itu sangat membantu kampanye Demokrat, yang tadinya kekurangan uang melampaui keuntungan penggalangan dana awal yang signifikan dari Trump.
Keraguan kepada lembaga survei
Kini, dengan hasil poling lembaga survei tidak menjanjikan, baik untuk anggota Demokrat maupun Republik, mereka mulai menanyakan otoritas dan wewenang mereka.
Patrick Murray, direktur dari lembaga survei independen Monmouth University Polling Institute, mengatakan ia sudah menduga bahwa hasil poling akan menghasilkan beberapa reaksi tidak terduga dari pengamat luar.
Namun ia tidak menduga bahwa akan banyak ketidakpercayaan muncul dengan hasil poling.
"Kekhawatiranku sekarang adalah, apakah aku memberikan naratif yang akurat mengenai apa yang terjadi?" tanya Murray kepada CNN.
"Ada celah ketidakpastian dan kita perlu untuk menjangkaunya.
"Namun dalam celah itu, angka tetaplah angka.
"Kami sedang mencoba mencari tahu mengapa para pemilih mulai berpikir seperti ini, dan mencari tahu apa yang mereka khawatirkan."
ngin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini