Find Us On Social Media :

UXO, 'Jebakan Kematian' yang Membuat Perang Vietnam Masih Saja Merenggut Nyawa Meski Sudah 45 Tahun Berlalu

By Tatik Ariyani, Minggu, 13 Desember 2020 | 17:27 WIB

(Ilustrasi) Pertempuran La Drang yang menjadi bagian dari Perang Vietnam.

Intisari-Online.com - Perang Vietnam terjadi antara tahun 1957 hingga 1975 di Vietnam.

Perang Vietnam merupakan perang terlama Amerika Serikat di Asia Tenggara.

Pihak Amerika Serikat yang selalu menang dalam berbagai pertempuran di medan perang namun kenyataannya Amerika Serikat harus meninggalkan Vietnam.

Namun, meski sudah 45 tahun Perang Vietnam berlalu, banyak nyawa masih terus menjadi korban.

Baca Juga: Berani Tolak China Mentah-mentah dan Jadi yang Terkuat di Asia Tenggara, Angkatan Laut Indonesia Miliki 282 Kapal Perang Mematikan, Terbanyak ke 2!

Sejak akhir perang, pada tahun 1975, lebih dari empat puluh ribu orang Vietnam telah terbunuh karena UXO, seperti melansir The New Yorker.

UXO (Unexploded Ordnance) merupakan amunisi yang telah ditembakkan, tetapi belum berfungsi seperti yang direncanakan.

Meski demikian, bisa sangat berbahaya karena semua fitur keselamatan normal pada amunisi tersebut telah dilepas.

Sekitar tiga setengah ribu kematian ini terjadi di Quang Tri, Vietnam.

Baca Juga: Militer Paling Kuat di Asia Tenggara, di Peringkat Berapa Vietnam yang Pernah Tumpas Militer Nomer 1 di Dunia?

Namun berkat kerja keras Project renew, jumlah kematian di provinsi ini terus menurun.

Project renew adalah organisasi nonpemerintah untuk membantu membersihkan pedesaan dari sisa-sisa UXO.

Sebagian besar korban biasanya adalah petani yang bekerja di ladang mereka.

Saat ini, dengan lebih banyak daerah pedesaan dibersihkan, mereka yang paling berisiko adalah pemulung besi tua.

Para pemulung itu biasanya memotong bom dan granat berkarat dengan harapan mendapatkan uang.

Baca Juga: 'Sebelum Mati, Bunuhlah Sepuluh Musuh!', Perintah Legendaris Jenderal Jepang yang Bikin Amerika Harus Korbankan Banyak Tentara Demi Merebut 'Pulau Terburuk'

Suatu hari sekitar tahun 2015, Proyek renew menindaklanjuti sebuah panggilandi sebuah desa di Quang Tri.

Beberapa amunisi yang tidak meledak ditemukan di tepi lapangan sepak bola sekolah.

Panggilan seperti itu masuk, rata-rata, antara tiga sampai lima kali sehari.

Sebuah peluru laut muncul di selokan irigasi, atau beberapa granat tangan ditemukan di tepi sawah.

Mungkin peluru artileri itu ditemukan oleh pekerja konstruksi yang menggali fondasi untuk rumah baru.

Lalu, sebuah bom raksasa seberat seribu pound, hampir sepanjang tujuh kaki, ditemukan oleh para pekerja yang menggali terowongan drainase di kotapraja Quang Tri.

Baca Juga: Lakukan 50 Kali Operasi Plastik demi Mirip Angelina Jolie, Wajah Gadis Ini Justru Mengerikan, Nasibnya Kini Pun Tak Kalah Memprihatinkan

Kemudian, penduduk desa juga telah menemukan bom fosfor putih, tiga granat M-79 yang dapat ditembakkan di bahu, dan sebuah proyektil 37 mm.

Tim pendahulu dari Proyek renew dengan hati-hati membuat lubang kecil di tanah untuk menampakkan amunisi yang berkarat.

Tim juga menandai tempat itu dengan bendera peringatan warna-warni dan mengelilinginya dengan karung pasir.

Sudah waktunya bagi kru penghancur untuk bergerak mengatasi UXO yang ditemukan.

Orang-orang mundur ke jarak yang aman, seseorang memulai hitung mundur, seorang teknisi menekan tombol jarak jauh, dan kemudian ada ledakan.

Baca Juga: Tak Sembarangan, Keganasan Pisau Berbilah Dua Andalan Kopassus Telah Diakui Dunia, Sekali Libas Pastikan Musuh Sekarat