Penulis
Intisari-Online.com - Kemampuan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memang sudah tak diragukan lagi.
Kopassus merupakan bagian dari Komando Utama (Kotama) tempur yang dimiliki TNI Angkatan Darat.
Anggota Kopassus memiliki kemampuan lebih untuk menjalankan misi-misi khusus yang terkenal sulit.
Tiap Kopassus memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni, bahkan disebutkan satu Kopassus sebanding dengan lima prajurit biasa saking hebatnya.
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki Kopassus antara lain kemampuan bela diri, bertahan hidup (survival), kamuflase, strategi, daya tahan, gerilya, membuat perangkap dan masih banyak lagi.
Seorang Kopassus juga harus mampu bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, melakukan pengintaian, anti-teror dan lainnya.
Kemampuan Kopassus yang mumpuni tersebut tak jarang membuat nyali lawan ciut.
Bahkan, berkat kemampuannya, nama Kopassus telah kondang ke berbagai sudut dunia dan meraih segudang prestasi.
Kopassus meraih peringkat dua dalam melakukan operasi militer strategis, seperti intelijen, pergerakan, penyusupan, dan penindakan pada pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault di Wina, Austria.
Menariknya lagi, kehebatan Kopassus tidak terlalu bergantung pada teknologi canggih.
Salah satu senjata yang menjadi penunjang dan andalan personel adalah pisau komando Kopassus.
Tampilan pisau Kopassus sekilas terlihat biasa, namun ternyata pisau tersebut memiliki keistimewaan tersendiri.
Kopassus memang identik dengan pisau berbilah dua, namun tidak banyak yang tahu soal pisau tersebut.
Pisau itu disebut Fairbairn & Sykes.
Melansir Tribun Jambi, ide pembuatan pisau itu muncul dari William Ewart Fairbairn.
Saat itu, ia mendapat tigas khusus sebagai kepala polisi di Shanghai, China.
Menurut buku Weapon, a Visual History of Arms and Armours, pada 1930-an terjadi banyak pertempuran antar geng di Shanghai.
Hal itu membuat Fairbairn berpikir bahwa anggotanya harus dibekali dengan sebuah senjata beladiri jarak dekat.
Bersama partnernya di kepolisian Shanghai, Eric Anthny Sykes, mereka pun membuat pisau berbilah dua dengan penampang yang tidak terlalu lebar namun panjang.
Panjang pegangannya mencapai 10 cm, sedang panjang bilah pisaunya mencapai 18 cm.
Pisau Fairbairn & Sykes bukan dibuat untuk mengiris, melainkan menusuk.
Bilah pisau didesain agar bisa menembus sela-sela tulang iga manusia.
Jadi, saat digunakan untuk melawan musuh, pisau itu bisa langsung menusuk jantungnya.
Tak cukup membuat pisau saja, Fairairn & Sykes pun menciptakan sebuah teknik bela diri dengan pisau tersebut.
Teknik itu mereka namai 'Defenfu System'.
Ketika Fairbairn ditarik pulang ke Inggris, ia diperintahkan untuk memberikan pelatihan Defenfu System kepada pasukan khusus Inggris.
Fairbairn juga ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau itu kepada Office of Strategic Services (OSS).
Saat itu, Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang.
OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II.
AS menilai pisau buatan Fairbairn sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.
Hingga akhirnya, pisau tersebut menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia.
Beberapa pasukan khusus pengguna setia pisau itu adalahRoyal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura.
Sedang di Indonesia sendiri kehadirannya tidak terlalu jelas.
Beberapa literatur menyebut bahwa pisau ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus, saat masih menyandang nama Kopassandha.
Siapa yang membawa pisau Fairbairn & Skyes ini masih belum ada kejelasannya.
Yang jelas, pisau ini telah menjadi saksi mata tangguhnya pasukan baret merah di dalam perjalanan bangsa ini.
Baca Juga: Hadirkan 'Suara Perempuan', Nova Dorong Perempuan Saling Menginspirasi dan Menguatkan di Hari Ibu