"Daripada mengulangi kesalahan negara berkembang lain yang telah bergumul dengan hutang selama beberapa dekade terakhir, Timor-Leste harus belajar dari pengalaman mereka, yang seringkali menimbulkan kesulitan besar bagi rakyat mereka," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pada tahun 2009 pemerintah Dili meluncurkan beberapa tindakan legislatif, diplomatik, dan keuangan untuk meminjam uang dari pemerintah dan lembaga asing, yang kemungkinan besar akan terjadi pada tahun 2011, lapor Institut Timor-Leste untuk Pemantauan dan Analisis Pembangunan (La'o Hamutuk), salah satunya dari kelompok nasional yang mempromosikan pernyataan tersebut.
Sementara Bank Dunia mendorong Timor-Leste untuk "menilai pilihan untuk menciptakan ruang fiskal dan mendanai defisit anggaran, memastikan kualitas pengeluaran," menurut La'o Hamutuk. Bank Pembangunan Asia dan lembaga multilateral lainnya setuju.
Kelompok masyarakat sipil tersebut juga memperingatkan tentang apa yang bakal terjadi jika Timor Leste nekat mengambil pinjaman luar negeri.
Menurut mereka, akibat dari tindakan nekat tersebut akan dirasakan oleh generasi masa depan Timor Leste.