Advertorial
Intisari-Online.com - Hasil referendum Timor Timur tahun 1999 menjadikan wilayah yang kini dikenal sebagai Timor Leste itu lepas dari Indonesia.
Bukan lagi provinsi ke-27 Indonesia, sejak saat itu Timor Leste menjadi negara tetangga Indonesia, yang bersebelahan dengan provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kini Timor Leste layaknya tetangga Indonesia lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan lainnya yang berada di wilayah Asia Tenggara.
Namun, hingga saat ini Timor Leste belum menjadi anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN.
Baca Juga: Salah Satunya Timor Leste, Inilah 5 Negara Termuda di Dunia, Masih Berjuang Bangkit dari Kemiskinan
Sementara itu, Timor Leste yang masih menjadi negara termiskin di Asia Tenggara juga di dunia, justru tengah berupaya bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Menurut The Jakarta Post dikutip dari Pos Kupang, Timor Leste memulai pembicaraan resmi untuk bergabung dengan WTO pada Jumat (3/10/2020).
Selain dilakukan sebagai upaya untuk memulihkan perekonomiannya, ternyata tujuan Timor Leste bergabung dengan WTO juga sebagai batu loncatan untuk aksesi ke ASEAN.
Timor Leste sendiri telah mengajukan permohonan resmi untuk bergabung dengan ASEAN sejak 2011 silam, namun masih ditolak.
Menteri Koordinator Perekonomian Timor Leste, Joaquim Amaral mengatakan, Timor Leste bergabung dengan WTO akan "mempercepat pertumbuhan dan diversifikasi ekonomi".
"Itu juga akan menjadi batu loncatan untuk aksesi ( Timor Leste ) ke Asean," katanya.
Amaral mengatakan negaranya "berkomitmen penuh untuk melaksanakan reformasi struktural, legislatif dan kebijakan" untuk memenuhi aturan WTO.
Prosedur aksesi WTO biasanya berlangsung beberapa tahun mengingat kompleksitas perdagangan modern dan kebutuhan akan konsensus di antara anggota, dikutip Pos Kupang.
Disebut bahwa pertemuan berikutnya untuk kasus Timor bisa dilakukan awal tahun depan.
Alasan Mengapa Permohonan Timor Leste Bergabung dengan ASEAN Ditolak
Sebenarnya Timor Leste telah memenuhi persyaratan dasar aksesi ke ASEAN, lalu mengapa permohonannya masih belum membuahkan hasil yang diinginkan?
Ambisi Timor Leste sendiri untuk bergabung dengan ASEAN cukup tinggi, namun banyak alasan mengapa negara tersebut tak kunjung di aksesi.
Selama bertahun-tahun perjuangan negara kecil itu menjadi perhatian utama komunitas internasional.
Timor Leste mati-matian bergabung anggota ASEAN, untuk mencari perlindungan perbatasan dari invasi dan kekuatan yang lebih kuat.
Negara kecil ini memiliki kendalan sumber daya manusia, dan keuangan, oleh sebab itu bergabung dengan ASEAN adalah pilihan terbaik bagi Timor Leste.
Secara ekonomi PDB Timor Leste sekitar 1.442 miliar dollar AS, jauh lebih rendah daripada Singapura, Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Sekitar 90 persen di antaranya pendapatan Timor Leste berasal dari minyak dan gas nasional, yang diprediksi akan kering tahun 2022.
Oleh sebab itu negara itu menyadari pentingnya disversifikasi ekonomi, membuka perbatasannya untuk pariwisata, infrastruktur dan lainnya.
Negara kecil itu memiliki keterbatasan ekonomi yang tidak terdisversifikasi, dan ketergantungan pada impor secara luas.
Bergabung dengan ASEAN, artinya akses ke pasar bebas dan pergerakan bebas di Asia Tenggara, ini dipandang menguntungkan karena bisa mendorong industri Timor Leste.
Akan tetapi, keterbatasan sumber daya merupakan masalah utama Timor Leste menjadi Anggota ASEAN.
Singapura, yang secara ekonomi merupakan anggota terkuat ASEAN, juga merupakan negara kecil.
Kebijakan luar negerinya secara komitmen Singapura bertujuan untuk membantu negara-negara kecil lainnya.
Namun, rupanya Singapura khawatir bahwa keanggotaan Timor Leste akan menjadi beban keuangan bagi negara itu, meskipun PDB -nya meningkat setiap tahun sejak kemerdekaannya.
Karena komitmen ASEAN mengamanatkan membantu negara-negara anggota secara ekonomi dan teknis untuk pembangunan mereka.
Masalah lain yang sering diidentifikasi adalah kurangnya infrastruktur dan sumber daya di dalam negeri.
Ini dapat dikaitkan dengan sejarah Timor Leste yang bermasalah. Setelah milisi dan pasukan keamanan Indonesia menarik diri dari negara pada akhir September 1999.
Infrastruktur negara dihancurkan dan lembaga pemerintah dan pemerintahan berhenti berfungsi.
Dengan bantuan bantuan dari negara-negara seperti Australia, Portugal, Jepang dan Cina, negara ini perlahan-lahan membangun infrastruktur fisik dan administratifnya.
Ia juga menghidupkan kembali hubungannya dengan Portugal. Banyak elit lokal yang merupakan bagian dari proses pembangunan negara dididik atau hidup di pengasingan di Portugal.
Keberpihakan Timor Leste ke negara-negara Lusophone seperti itu telah menuai kritik dari anggota ASEAN di masa lalu.
Para sarjana hubungan internasional mencatat pentingnya penyelarasan negara-negara kecil dengan negara-negara besar (dalam hubungan internasional dan bukan berdasarkan ukuran geografis) untuk keberadaan mereka.
Dalam kasus saat Timor Leste yang baru berusia 15 tahun, pengesahan dari negara-negara yang lebih kuat sangat penting untuk kedaulatan dan keberadaan internasionalnya.
Keterlibatan dengan Australia atau Portugal dalam hal bantuan dan bantuan teknis memberikan kesempatan yang sangat penting bagi diplomasi Timor Leste.
Namun akibatnya, negara ini menemui jalan buntu dengan tetangga terdekatnya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini