Find Us On Social Media :

Bagaikan Bola Salju yang Kian Membesar, Protes Warga Thailand Dikhawatirkan Oleh Pakar Mempengaruhi Posisi Thailand di Laut China Selatan, Bagaimana AS dan China Menghadapinya?

By Maymunah Nasution, Sabtu, 24 Oktober 2020 | 09:08 WIB

penghormatan tiga jari para demonstran di thailand

Tuduhan itu bagaikan kaset baru lagu lama, yang sering disuarakan saat ada ketegangan politik.

Kali ini, tuduhan itu menyebar "karena mereka kehabisan cara merespon tuntutan kami," ujar Tatthep "Ford" Ruangprapaikitseri, pemimpin Free Youth yang baru berumur 23 tahun.

Free Youth merupakan salah satu kelompok protestan melawan kerajaan.

Masalah utama

Baca Juga: Lebih Terhormat Dibanding Israel dan Amerika, Kopassus TNI Tuai Pujian Dunia Usai Takhlukkan Komando Jihad di Negara Tetangga, Hanya Butuh 3 Menit!

Hanya sedikit anggota kerajaan yang menyisir masalah ini.

Ditemukan bahwa rupanya penyebab krisis politik Thailand ada dua: kurang populernya Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha setelah 6 tahun berjuang memperbaiki ekonomi dan kebebasan berekspresi, serta aksi foya-foya raja Thailand Maha Vajiralongkorn bersama selir-selirnya.

Montesano menyebut, "dalam 15 tahun terakhir ini tumbuh kritik kepada anggota kerajaan Thailand di media luar yang telah membuat sejumlah warga Thailand alami xenophobia."

Xenophobia secara umum berarti ketidaksukaan atas segala sesuatu yang serba asing.

Baca Juga: Mending Dihukum Mati Saja Sekalian, Wanita Ini Malah Dijatuhi Hukuman 141.078 Tahun Penjara, Memangnya Apa Kejahatan yang Dilakukannya?