Advertorial
Intisari-online.com - Selama beberapa tahun terakhir, China memang getol melakukan aksi pembangunan kekuatan militer lintas benua.
Salah satunya menjadikan Laut China Selatan sebagai basis militer laut miliknya meski dengan cara ilegal.
Tak hanya itu beberapa negara kecil juga ditawari untuk dijadikan pangkalan militer China, bahkan beberapa waktu lalu sempat heboh Indonesia juga dibidik untuk dibangun pangkalan militer China.
Meski banyak negara yang menolak jika dijadikan basis pangkalan militer China, ternyata Timor Leste bersikap sebaliknya, persilahkan angkatan Laut China untuk berlabuh di negaranya.
Tahun 2014 Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Timor Leste Xanana Gusmao menyatakan pihaknya terbuka bagi kehadiran armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China di wilayahnya.
”Saya ditanya hal yang sama saat berada di Australia. Kami terbuka dan sebagai negara kecil tentu menyambut baik pihak-pihak yang bersahabat,” kata Xanana di Kementerian Pertahanan, Jakarta, 2014 silam.
Xanana sebelumnya ditanya soal kesiapan Timor Leste membuka pangkalan bagi armada China atau fasilitas logistik dan perbaikan kapal bagi armada China yang sedang membangun kekuatan lintas benua.
Xanana menjawab, Asia Pasifik adalah wilayah yang luas dan mampu menampung niat positif dari semua pihak yang berkepentingan.
Namun, tidak dijelaskan di mana fasilitas bagi angkatan laut asing tersebut akan disiapkan di Timor Leste.
Menteri Pertahanan tahun 2014 Purnomo Yusgiantoro saat ditanya mengenai izin bagi armada China melintasi perairan Indonesia menuju ke timur (Timor Leste).
Dia menjelaskan, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang dapat dilintasi armada mana saja, termasuk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Selama ini, Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dan AL Australia (Royal Australian Navy) juga biasa melintas secara damai di perairan Indonesia.
US Navy juga memiliki fasilitas perbekalan dan perbaikan di Singapura untuk elemen Armada Ketujuh yang beroperasi di kawasan Asia Pasifik.
Selain itu, US Navy juga memiliki fasilitas di Guam dan pangkalan Marinir di Darwin, Australia.
Seperti diberitakan sebelumnya, AL PLA sudah mengoperasikan kapal induk perdananya dan sedang membangun beberapa kapal induk lagi untuk mewujudkan armada lintas samudra (blue water navy).
Pemerintah China juga diketahui membantu pembangunan infrastruktur kompleks Kementerian Pertahanan Timor Leste.
Sebaliknya, Timor Leste memiliki hubungan baik dengan negara-negara Lusofoni (pemakai bahasa Portugis), termasuk dengan Daerah Administrasi Khusus Makau yang kini sudah kembali menjadi wilayah China di sebelah barat Hongkong.
Terbuka untuk semua
Xanana mengingatkan media tentang pesan yang disampaikan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton saat berkunjung ke Dili tahun 2012.
Dia menyatakan, Asia Pasifik terbuka untuk semua pihak dan bisa mengembangkan potensi ekonomi, pariwisata, dan lain-lain, termasuk kerja sama militer.
Ditanya tentang kerja sama intelijen dengan Indonesia mengingat Timor Leste dan Indonesia mengalami hubungan kurang baik dengan Australia.
Xanana mengingatkan agar media massa tidak mencampuradukkan persoalan yang dihadapi Timor Leste dengan hubungan Indonesia dan Australia.
Dalam kunjungan ke Jakarta, dicapai sejumlah kesepakatan bidang latihan dan pendidikan bagi personel militer Timor Leste hingga rencana pembelian persenjataan dari Indonesia untuk Kementerian Pertahanan Timor Leste.
Timor Leste berbagi perbatasan darat dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan perbatasan laut dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi Maluku. (Ong)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Timor Leste Terbuka bagi Armada China"