Habibi tidak tahu bagaimana caranya ia menerima perdamaian dengan Taliban.
Sementara itu, Reyhana Hashimi masih ingat bagaimana saudaranya yang masih 15 tahun, terbunuh oleh pasukan keamanan Afghanistan.
Saat itu tahun 2018, Atifa, saudaranya, pergi berangkat untuk hadiri ujiannya, tapi ia justru terjebak dalam protes untuk menangkap pemimpin Hazara.
Pasukan keamanan Afghanitan menembaki para protestan.
"Mereka menembak kakakku di jantungnya," ujar Reyhana.
"Tidak ada satu orang dari pemerintah yang datang untuk meminta maaf. Mereka mengatakan ia seorang protestan, padahal ia bukan protestan. Ia hanya ingin datang ke ujiannya."
Dendam dan duka yang panjang ini menjadi bayangan panjang yang pengaruhi negosiasi Afghanistan di Qatar.
Mengutip Independent, Washington telah tandatangani perjanjian dengan Taliban pada Februari lalu.