Advertorial

Beredar Rumor Vladimir Putin Tawari Taliban Bayaran untuk Membunuh Warga Amerika di Afghanistan, Sosok Ini Sebutkan Donald Trump Gagal Lindungi Warga Sendiri, 'Dia Punya Hati Untuk Putin dan Xi Jinping'

May N

Editor

Intisari-online.com -Mengutip dari Reuters, mantan penasihat keamanan nasional untuk Donald Trump John Bolton menyebutkan pada Selasa kemarin jika Amerika seharusnya pertimbangkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Hal tersebut ia sebutkan setelah beredar rumor jika Vladimir Putin, presiden Rusia, membayar pasukan Taliban untuk membunuh warga Amerika di Afghanistan.

Meski masih rumor, menurut Bolton jika hal tersebut benar terjadi, maka sanksi ekonomi merupakan gerakan tepat oleh Trump dalam merespon krisis yang membahayakan warganya.

Ia juga sebutkan jika memang benar adanya, sama saja Rusia menyerang Amerika secara langsung.

Baca Juga: Covid-19 Hari Ini 1 Juli 2020: 142 Pedagang dari 68 Pasar di Jakarta Positif Covid-19 dan Kasus Harian di AS Bisa Tembus 100.000

Serta, publikasi terkait hal tersebut sepertinya telah timbulkan kekacauan dan kebingungan di dalam Gedung Putih.

"Apa yang kita perlukan adalah strategi lebih komprehensif untuk menangani Rusia.

"Kurasa di dalam pemerintahan Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Putin, ada seseorang memainkan tangannya dengan sangat baik.

"Dan saya benar-benar tidak berpikir kita bermain tangan," ujarnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ancam Reshuffle Menteri yang Kinerjanya Buruk Selama Pandemi, Pengamat Sebut Menteri-menteri Ini Layak Diganti, Menkes Terawan Nomor 1!

Bolton menolak untuk mengkonfirmasi atau menampik laporan yang telah diterbitkan di New York Times dan Washington Post terkait hasil penyelidikan intel Amerika mengenai perburuan itu.

Donald Trump sendiri pada Senin kemarin menampik jika ia telah dibriefing mengenai hal tersebut.

Padahal, laporan dari New York Times sebutkan hal itu akan timbulkan lebih banyak kematian pasukan Amerika di Afghanistan.

"Sudah disarankan di Kongres jika Rusia dianggap sponsor terorisme jika kami putuska laporan intel ini benar.

Baca Juga: Kebahagiaan Sesaat Berujung Tragis, Pengantin Pria Meninggal 2 Hari Setelah Menikah, 95 Tamu Positif Covid-19

"Kurasa kami harus merespon sangat kuat untuk mencegah itu terjadi," ujar Bolton dalam wawancara dengan Reuters.

Minimalnya, Amerika bisa berikan sanksi ekonomi dalam meresponnya.

Bolton sendiri memang terkenal sangat kritis terhadap pemerintahan Trump.

Ia menyebut Trump telah bermuka dua dengan Rusia, sering mengeluh mengenai tindakan yang diambil Moskow tetapi selalu berbaik sikap dengan Putin.

Baca Juga: Buat Negara Lain Kelimpungan Dengan Covid-19, China Rupanya Punya Rencana Licik Mengalihkan Perhatian Dunia dari Aktivitas Mereka di Laut China Selatan, Ini Buktinya

Selanjutnya Bolton sebutkan China yang agresif adalah "tantangan kepada Amerika dan pihak Barat secara keseluruhan".

Ia berang Trump telah salah menafsirkan perlakuan China terhadap Hong Kong dan minoritas Uighur di provinsi Xinjiang untuk penuhi hasratnya sendiri terkait perjanjian perdagangan dengan Beijing.

Bolton sebutkan hati Trump tidak akan keras terhadap China karena ia "khawatir menyakiti temannya" yaitu Xi Jinping.

"Ia tidak peduli mengenai represi HAM di Hong Kong atau di provinsi Xinjiang melawan Uighur atau minoritas agama lain di China," terang Bolton.

Baca Juga: Dikenal Cukup Ganas dan Sulit Dikalahkan, Nyatanya Peringkat Kekuatan Militer Israel Selalu Berada di Bawah Indonesia, Ini Alasan Militer Indonesia Selalu Unggul

Khawatir Trump Menang Lagi

Selanjutnya, Bolton juga sebutkan kekhawatirannya jika Trump bisa menangkan pemilu AS pada 3 November mendatang.

Ia khawatir terkait masa depan NATO jika Trump kembali terpilih, karena kecenderungan Trump untuk menarik pasukan Amerika pulang.

Minggu lalu Trump sudah sebutkan ia ingin menarik pasukan dari Jerman, padahal tentara Amerika telah dikirim ke sana selama puluhan tahun.

Baca Juga: Setiap Hati Ada Ribuan Kasus Covid-19, RS Wisma AtletMalah Gelar Pesta Dangdutan, 'Ini Nakes Mau Saling Menularkan Virus atau Bagaimana?'

Alih-alih, Trump sebutkan ingin menaruh pasukan di Polandia, yang disebut Bolton sebagai tindakan yang bagus, daripada membawa mereka pulang ke Amerika.

Sayangnya, Bolton merasa Trump masih bisa menangkan pemilu AS meski Trump dari Partai Republik ketinggalan jejak Demokrat Joe Biden dalam jajak pendapat.

"Saya pikir kekalahan Joe Biden di November besok tidak bisa dihindari.

"Jangan pernah meremehkan kapasitas Demokrat untuk meledakkan pemilihan," ujarnya.

Baca Juga: Sungguh Serakah, China Berhasil Renggut Kebebasan Warga Hong Kong dan Buat Kota Bebas itu Bagaikan Penjara dengan Undang-undang Nasional yang Sudah Disahkan Xi Jinping, Warga Asing Akan Segera Diusir!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait