Find Us On Social Media :

Gulungan Film Ditimbun di Kuburan, Disembunyikan di Celana Dalam, Satu-satunya Bukti Video yang Menangkap Peristiwa Pembantaian Santa Cruz, Mengubah Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Timor Leste

By Khaerunisa, Rabu, 14 Oktober 2020 | 16:09 WIB

Max Stahl di pemakaman Santa Cruz: salah satu dari sedikit jurnalis asing yang bekerja secara diam-diam di negara itu, dia merekam tentara yang menembak, memukuli, dan menyeret orang pergi.

Intisari-Online.com - Sejak Indonesia menginvasi Timor Leste, pergerakan kelompok pro kemerdekaan terus berlangsung.

Rakyat Timor Leste yang menginginkan merdeka sebagai negara sendiri tak tinggal diam, mereka terus melancarkan upaya melepaskan diri dari Indonesia.

Berbagai upaya tersebut berujung pada referendum Timor Leste tahun 1999, yang kemudian membuat Timor Leste merdeka.

Timor Leste memerlukan waktu 24 tahun untuk lepas dari Indonesia dan tahun 1999 menjadi puncaknya.

Baca Juga: Tembakan Dilepaskan, Sebagian Pendemo Roboh dan Lainnya Lari Tunggang Langgang, Begini Mencekamnya Peristiwa Santa Cruz 1991 Timor Leste

Namun, sebuah peristiwa yang menjadi titik balik, mengubah sejarah perjuangan kemerdekaan Timor Leste terjadi pada tahun 1991.

Sebuah peristiwa mencekam yang kemudian membuat dunia internasional tidak bisa lagi memalingkan wajahnya.

Peristiwa yang dikenal sebagai pembantaian Santa Cruz itu terjadi pada 12 November 1991.

Bagaimana peristiwa itu sampai ke mata masyarakat dunia?

Baca Juga: Singgung Bencana Alam Terburuk Pernah Terjadi di Indonesia, PBB Peringatkan Dunia Bahwa Bumi Bakal Menjadi 'Neraka' , Manusia Disebut yang Menabur Benih Bencana Ini

Salah satunya adalah karena sebuah video rekaman jurnalis Inggris Max Stahl, satu-satunya bukti video yang ada.

Kisah keberadaan video itu sendiri pun begitu menarik.

Bahkan, mungkin tidak akan pernah ada jika Max Stahl tidak segera menyembunyikannya.

Melansir irishtime.com, Stahl merupakan salah satu dari sedikit jurnalis asing yang bekerja secara diam-diam di negara itu.

Baca Juga: Terinfeksi Covid-19 hingga Tak Bisa Kampanye dan Ikut Debat, Putra Donald Trump: Ayah Saya Kehilangan Banyak Uang untuk Calonkan Diri Sebagai Presiden

Ia merekam tentara Indonesia yang menembak, memukuli, dan menyeret orang pergi.

Dia memperhatikan bahwa korban yang masih bisa bergerak sedang menuju ke arahnya.

“Mereka menunjukkan kepada saya luka mereka,” kenangnya.

Menurut kesaksiannya, rakyat Timor Leste yang saat itu sebenarnya sedang melakukan aksi di Santa Cruz, melihat ke kamera dan menyampaikan sebuah pesan.

Baca Juga: Keculasan Satu Negara Ini Terkuak: Pemimpin Negara Ini Rupanya Penyulut Api di Konflik Nagorno-Karabakh, Ahli: Dia Manfaatkan Situasi Dengan Sempurna, Azerbaijan dan Armenia Hanya Dimanfaatkan!

“Mereka melihat kamera, dan mereka ingin dunia melihat.

"Mereka sekarat di sekitarku, tapi mereka yang selamat kemudian mengatakan ini padaku - yang lebih penting daripada fakta kematian mereka adalah bahwa kematian mereka bermakna; bahwa semua ini harus 'untuk' sesuatu," ungkapnya.

Saat itu, ia yang berada di tengah kekacauan itu ditangkap untuk diinterogasi.

Namun, sebelum ditangkap ia masih sempat mengubur dua gulungan film di kuburan tempat peristiwa mencekam itu terjadi.

Reaksinya yang cepat menyelamatkan gulungan film itulah yang membuat sebuah bukti video dapat sampai ke mata dunia.

Baca Juga: Punya Jabatan Mentereng Bergaji Rp2 Miliar Per Tahun, Pria Ini Malah Serahkan Semua Asetnya, dan Hidup Sederhana di Gunung Selama 5 Tahun Tanpa Membawa Uang Sepeserpun

Malam itu, setelah diinterogasi selama sembilan jam, dia kembali mengambil dua gulungan film itu.

Rekaman Stahl, yang merupakan satu-satunya bukti video yang ada, diselundupkan ke luar wilayah beberapa hari kemudian.

Mengutip irishtimes.com, rekaman itu membawa titik balik dalam sejarah Timor Lorosa'e: mengingatkan dunia akan kekejaman yang terjadi di sana; mendapatkan, akhirnya, dukungan internasional yang luas untuk perjuangan rakyat Timor; dan menempatkan negara kecil di Asia Tenggara ini di jalan menuju penentuan nasib sendiri.

Dalam perkembangan yang mengejutkan sekaligus ironis, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia dan penyiksaan, yang sedang mengunjungi Dili, menolak terlibat.

Baca Juga: Keculasan Satu Negara Ini Terkuak: Pemimpin Negara Ini Rupanya Penyulut Api di Konflik Nagorno-Karabakh, Ahli: Dia Manfaatkan Situasi Dengan Sempurna, Azerbaijan dan Armenia Hanya Dimanfaatkan!

Sementara jurnalis Belanda dan aktivis hak asasi Saskia Kouwenberg yang akhirnya turun tangan.

Dia meninggalkan Timor Leste dengan film berdurasi 10 menit disembunyikan di celana dalamnya.

Peristiwa Santa Cruz 1999 itu sendiri terjadi ketika kerumunan massa melakukan aksi menuju pemakaman Santa Cruz, tempat seorang pemuda bernama Sebastião Gomes, yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Timor dikuburkan.

Pemuda itu tewas ditembak di gereja Antonio Padua, Motael, Dili, dua minggu sebelum pembantaian Santa Cruz.

Baca Juga: Terinfeksi Covid-19 hingga Tak Bisa Kampanye dan Ikut Debat, Putra Donald Trump: Ayah Saya Kehilangan Banyak Uang untuk Calonkan Diri Sebagai Presiden

Minggu 12 November 1991, emosi warga Timor Leste semakin memuncak.

Usai misa di gereja St Antonio Padua Motael orang-orang mulai melakukan aksi protes di jalan.

Hari itu, warga berjalan kaki menuju pemakaman Santa Cruz, sekaligus ingin berziarah ke makam Sebastiao Gomes.

Namun justru aksi demo itu berakhir rusuh, ketika tiba-tiba datang rentetan tembakan dan terjadi insiden mengerikan.

Baca Juga: Tembakan Dilepaskan, Sebagian Pendemo Roboh dan Lainnya Lari Tunggang Langgang, Begini Mencekamnya Peristiwa Santa Cruz 1991 Timor Leste

Suasana pemakaman Santa Cruz berubah mencekam dan menjadi pertumpahan darah.

Dari peristiwa itu, menurut Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Timor Leste memperkirakan sedikitnya 271 orang tewas.

Setelah dilihat di seluruh dunia, gambar-gambar dari Santa Cruz memastikan berakhirnya isolasi panjang Timor Leste.

Kelompok solidaritas dibentuk di banyak negara, termasuk Irlandia.

Indonesia berada di bawah tekanan berat untuk mengizinkan referendum kemerdekaan, yang akhirnya diadakan pada tahun 1999.

Baca Juga: ‘Jangan Minum Obat Maag dengan Air,’ Pesan dr. OZ Sebelum Meninggal Buat Penderita Maag yang Punya Golongan Darah O

Delapan tahun setelah peristiwa Santa Cruz, Timor Leste lepas dari Indonesia dengan hasil referendum menunjukkan mayoritas warga Timor Leste menginginkan kemerdekaan.

Kini, di Timor Leste sebuah patung di pinggir Pantai Motael tak jauh dari Gereja St Antonio Padua, telah dibuat untuk mengenang peristiwa Santa Cruz, juga kejadian itu diperingati sebagai Hari Pemuda.

Patung itu menggambarkan seorang pendemo bernama Amali yang menolong pendemo lainnya bernama Levi.

Potret Amali menolong Levi merupakan salah satu yang terekam dalam video Max Stahl.

Baca Juga: Cara Ampuh Memutihkan Gigi yang Kuning dengan Baking Soda, Mudah dan Hasilnya Langsung Terlihat

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari