Find Us On Social Media :

Dijamin Buat Menhan Prabowo Sumringah, Larangan Kunjungi Amerika Sudah Dihapus dan Diundang Mark Esper Sendiri, Upaya Kalahkan Tiongkok?

By Maymunah Nasution, Kamis, 8 Oktober 2020 | 13:12 WIB

Prabowo Subianto dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus)

Intisari-online.com - Sedikit yang tahu, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto rupanya dihukum oleh Amerika Serikat.

Hukuman tersebut berupa larangan masuk ke negara Paman Sam itu selama 20 tahun.

Hukuman diterapkan karena tuduhan pelanggaran HAM yang telah dilakukan Prabowo dahulu kala.

Namun, baru-baru ini AS memutuskan untuk mengangkat larangan tersebut.

Baca Juga: Identitas Komandannya Dilenyapkan Sampai Tak Dikenali Keluarga, Inilah Pasukan Elit Indonesia Bentukan Prabowo yang Dianggap Paling Misterius di Indonesia

Melansir South China Morning Post, AS telah menghapuskan larangan masuknya Prabowo ke negara mereka.

Tentunya, tindakan ini bukan tanpa alasan.

Juru bicara Partai Gerindra dan Prabowo, Irawan Ronodipuro, menyebutkan kepada This Week In Asia bahwa "larangan telah diangkat".

Serta, Prabowo akan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Mark Esper, yang dijadwalkan pada November mendatang.

Baca Juga: Persetujuan Jokowi Angkat Eks Tim Mawar Jadi Pejabat Membuka Luka Lama Keluarga Korban Penculikan, Ini Kisahnya...

Banyak ahli menganggap upaya ini adalah untuk menyeimbangi pengaruh China di Indonesia.

Irawan menyebutkan, "AS sadar Indonesia adalah sekutu strategis di Indo-Pasifik.

"Kami juga sadar peran penting AS mainkan dalam menjaga perdamaian dan kestabilan wilayah," paparnya saat ditanya apa alasan larangan itu kini diangkat.

Lalu sebenarnya, di mana posisi Indonesia di antara ketegangan dua negara tersebut?

Baca Juga: Sudah Bertekad Bangun Pabrik Senjata Sendiri, Pakar Sebut Australia Bisa Kalah Telak dari China Jika Perang Indo-Pasifik Benar-benar Bergejolak, Urusan Senjata Kecil Ini Sebabnya

Posisi Indonesia cukup sulit, pasalnya sebagai negara terbesar di Asean, mempertahankan posisi netral pun tidak mudah untuk dilakukan.

Irawan sendiri menyebutkan Indonesia "sama-sama menghargai kerja sama militer AS dan China."

Indonesia juga tetap menerapkan politik luar negeri bebas aktif, dan akan tetap menerapkannya, lanjut Irawan.

"Kami ingin berteman dengan semua negara… saat hadapi pandemi seperti ini, kita semua harus bekerja sebagai satu kekuatan."

Baca Juga: Beda Dengan yang Lain, Tiga Negara Asean Ini Berpikir Berbeda Mengenai Memilih Pihak dalam Potensi Terburuk Perang AS-China yang Merembet ke Asean, 'Lokasi Kami Terkutuk', Salah Satunya Indonesia

Larangan masuk ke AS

Prabowo, yang merupakan mantan komandan prajurit Kopassus, selalu ditolak dalam pengajuan visa AS.

Salah satunya pada pertengahan tahun 2000, saat ia ingin hadiri wisuda universitas anaknya di Boston.

Ia sendiri mengatakan kepada Reuters tahun 2012 jika saat itu ia masih belum bisa dapat visa AS.

Baca Juga: Melawan Kebangkitan China: 2 Hari Prabowo Subianto Berada di New Delhi, Saatnya Pererat Hubungan Militer Indonesia-India?

Larangan masuk ke AS ini berasal dari tuduhan jika ia menjadi dalang pembunuh lebih dari 1000 orang saat krisis moneter dan lengsernya Soeharto tahun 1998.

Hampir setahun yang lalu, AS ragu-ragu untuk mencabut larangan mereka terhadap Prabowo.

Saat itu, ia diawasi oleh China dan Rusia, yaitu saat ia bertemu dengan Menteri Pertahanan AS.

Akhir bulan lalu, Menteri Pertahanan China Wei Fenghe kunjungi Indonesia sebagai bagian dari tur empat negara.

Baca Juga: Dulu Pernah Bikin Prabowo Subianto Pusing, Kelompok Pejuang Timor Leste Ini Kini Sibuk Bagi-bagi Jatah Ladang Minyak Senilai Rp551 Miliar, Xanana Gusmao Sampai Rela 'Cium Kaki'

Kini, dengan kedua negara terang-terangan mendekati Prabowo untuk mendapatkan persekutuannya, keputusan ada di tangannya terkait keberpihakan Indonesia dalam geopolitik Indo-Pasifik.

Irawan menyebutkan Prabowo akan mendiskusikan hubungan militer dan "kerja sama antara dua negara" kepada AS.

"AS memerankan peran penting dalam strategi pertahanan Indonesia dan pembelian alutsista Indonesia.

"Dalam kondisi seperti ini, kami yakin jika peran yang lebih ditingkatkan sangat diperlukan," jelasnya.

Baca Juga: Main Aman, Indonesia Malah Ketiban Rezeki Megaproyek dari Dua Musuh Bebuyutan Ini, Bisa 'Kibas-kibas' Dana Infrastruktur

Kunjungan dan pemilu AS

Masih belum jelas apakah kunjungan Prabowo akan dilaksanakan setelah atau sebelum pemilihan presiden AS.

Pemilihan presiden akan dilaksanakan pada 3 November mendatang.

Seorang ahli geopolitik Zachari Abuza dari National War College, Washington, mengatakan saat kunjungannya, Mike Esper mungkin tidak akan ada di kantornya.

Baca Juga: Sungguh Kacau, Debat Pertama Trump dan Biden Berapi-api Sampai Saling Hina Satu Sama Lain: 'Maukah Kamu Tutup Mulut, Bung?'

Hal ini karena kemungkinan ia akan lepas dari jabatannya sudah cukup besar untuk saat ini.

"Saat Esper sudah turun, aku tidak tahu. Prabowo akan bertemu dengan pelaksana tugas," ujar Abuza, yang merupakan pakar keamanan dan Studi Asia Tenggara.

"Waktunya memang tidak pas tapi itu kemenangan signifikan untuk Prabowo," ujar Abuza.

"Jelas-jelas AS hapuskan sanksinya untuk hubungan bilateral."

Baca Juga: Bak Kena Sabotase Usai Donald Trump Terinfeksi Covid-19, Petinggi Militer dan Pejabat Amerika Diyakini Juga Mulai Terinfeksi Covid-19, Begini Situasinya

Tandingi kekuatan China

Dekati Prabowo adalah cara AS untuk seimbangi pengaruh China di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Alex Arifianto, rekan peneliti di S Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University.

AS jelas-jelas tidak mau Indonesia semakin "bergeser ke pihak China."

Baca Juga: Sangat Berambisi Untuk Tandingi Tiongkok, Pentagon Sampai Rencanakan Membangun Militer Angkatan Laut Lebih Ganas dan 'Mematikan', Seperti Apa?

"China telah tingkatkan investasi besar-besaran di Indonesia semenjak Presiden Jokowi menjabat tahun 2014," ujarnya.

Ia paparkan, investasi yang dimaksud antara lain investasi militer, ekonomi, terutama infrastruktur dan pertambangan.

Ia juga mengatakan administrasi Trump terlihat kurang terlibat dengan Indonesia dibandingkan negara Asean lain.

Hal itu dibandingkan dengan langkah administrasi Obama dahulu.

Baca Juga: Timor Leste Butuh Dana Super Besar untuk Proyek 'Penyedia Kekayaan' Rakyatnya, Australia Kelimpungan, Tak Bisa Bantu tapi Tak Sudi Negara Ambil Alih Pengaruhnya di Bumi Lorosa'e

Sehingga pertemuan itu akan jadi kesempatan Washington untuk tunjukkan mereka masih tertarik dengan sekutu Asean mereka, walaupun lebih dalam dasar bilateral daripada multilateral.

Abuza mengatakan Indonesia masih berusaha mempertahankan posisi tidak memihak antara China dan AS.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini