Dulu Pernah Bikin Prabowo Subianto Pusing, Kelompok Pejuang Timor Leste Ini Kini Sibuk Bagi-bagi Jatah Ladang Minyak Senilai Rp551 Miliar, Xanana Gusmao Sampai Rela 'Cium Kaki'

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Pernahkah Anda mendengar nama Fretilin?

Perlu Anda tahu bahwa Fretilin adalah kelompok kriminal bersenjata atau KKB Timor Timur.

Kepanjangan dari Tretilin adalah Fraksi Frente Revolusionaria Timor-Leste Independente.

Di mana Tretilin sering melakukan penyerangan terhadap prajurit ABRI.

Baca Juga: Mampu Bertarung pada Suhu Minus 30 Derajat, Mantan Brigadir India Ini Klaim Tentara India Akan Menang Telak Lawan Pasukan China Jika Perang Dunia 3 Pecah Hari Ini, 'Kami Sudah Siap 100%'

Nah, dilaporkanFretilin melakukan sejumlah perombakan pada beberapa orang kepercayaan Xanana Gusmao, mantan Perdana Menteri Timor Leste.

Sebab kini Fretilin membantu pemerintahan Timor Leste yang dipimpin Perdana Menteri Taur Matan Ruak.

Di mana PM Matan Ruak mengganti posisi penting di sektor strategis seperti perminyakan dan mineral.

Posisi-posisi penting itu kini dikuasai oleh orang-orang partai Fretilin.

Padahal menurut Xanana, orang-orang yang diganti itu sangat berperan penting sejak belasan tahur terakhir. Terutama saat melawan Australia dan Indonesia.

Baca Juga: Tak Hanya Berkonflik dengan China, Terjadi Gencatan Senjata Juga antara India dan Pakistan, Negeri Bollywood Sebut Pakistan 'Pusat Terorisme'

Melihat hal ini, Xanana meminta agar pemerintahan yang sekarang tidak mempolitisir Greater Sun Rise.

Karena itu merupakan kepenting nasonal, bukan partai politik.

Anda tahuGreater Sun Rise?

Greater Sun Rise merupakan ladang minyak terbesar yang berada di Timor Leste.

Di mana Timor Leste menerima sedikitnya 70% dari ladang minyak tersebut. Atau kira-kira sebesar Rp551 miliar.

Tingginya pendapatan yang akan diterima Timor Leste dari Greater Sun Rise membuatXanana sangat khawatir jika kondisi itu disalahgunakan.

Dia bahkan rela 'mencium kaki' lawannya agar mereka mau transparan dan bekerja jujur terkait ladang minyak tersebut.

Jika tidak, maka bisa dipastikan harga minyak akan semakin merosot dan membuat ekonomi Timor Leste menjadi kesulitan.

KonflikTretilin dan Indonesia

Dulu,PrabowoSubiantodan timnya juga turut memburu pimpinanKKBTimorTimuryang bernamaNicolao Lobato itu

Melansir dari buku 'Jenderal M Jusuf Panglima Para Prajurit' karya Atmadji Sumarkidjo, awalnyaPrabowoSubiantobeserta pasukannya dikerahkan setelahABRImenerjunkanpasukan gabungan yang dinamai Batalyon Parikesit.

Baca Juga: Militernya Sangat Kuat dan Punya Hak yang Diakui Dunia, Indonesia Diklaim Bisa Jadi Pemimpin Negara-negara Asia Tenggara untuk Lawan China

Tugas mereka cuma satuyakni mengeksekusi Nicolao Lobato yang merupakan pimpinanFretilin

"Tangkap Nicolao Lobato, hidup atau mati!" tegas panglima kepada Kolonel Dading Kalbuadi selaku komandan operasi Seroja

Konsep perburuan pasukanABRIsaat itu menggunakan taktik Mobile Udara (Mobud), di mana pasukan akan diterjunkan menggunakan helikopter melalui tali (fast ropping) di titik pendaratan.

Debut pertempuran Yon Parikesit terjadi di wilayah Laklobar dan Soibada.

Di sana tim berhadapan denganKKBTimorTimuryang mengawalLobato.

Pasukan elit Nanggala-28 pimpinan KaptenPrabowoSubiantoditerjunkann bersamaan dengan Kompi Yonif Linud 700 Kodam XIV, satu kompi Yonif Linud 401 Banteng Raiders dan Batalyon 744 Somodok pimpinan Mayor Yunus Yosfiah.

Pada 30 Desember 1978, Kapten Prabowo melapor pada Mayor Yusuf Yosfiah jika anggotanya ada yang memergoki pergerakan sejumlah besar anggotaKKB Timor Timur.

Hal ini dinilai janggal karenaFretilinamat jarang mengerahkan pasukan besar yang bergerak bersama-sama, dugaan kuat pasti Lobato ada ditengah-tengah mereka.

Laporan ini lantas diteruskan kepada Kolonel Sahala Radjagukguk yang berada di lapangan untuk memperketat pengepungan kepada pasukan Lobato.

Baca Juga: Seperti Superman, Ini 3 Pasukan Khusus TNI yang Punya Kemampuan Tempur di Atas Rata-rata, Tak Kalah dengan Militer Negara Lain!

Kapten Prabowo juga diberi tugas mengkoordinasikan pengepungan dengan seluruh kekuatan yang ada.

Nanggala-28 pimpinanPrabowoSubiantokemudian meluncur ke lokasi pengepungandan langsungterjadi pertempuran sengit

SejumlahKKBTimorTimurpengawal Lobato tewas, namun presidenFretilinitu tak mau menyerah.

Ia mencoba melarikan diri bersama sisa pengawalnya.

Namun pelariannyaberhasil dicegat oleh Yon 744 Somodok pada 31 Desember 1978.

Pertempuran jarak dekat terjadi antara Yon 744 Somodok dan pasukan Lobato.

Dikutip dari buku 'Timor Timur The Untold Story' karya Kiki Syahnakri, pelarian Lobato berakhir setelah ia ditembak oleh Sertu Jacobus Maradebo, seorang prajuritABRIasliTimorTimurtepat di dadanya.

Usai dipastikan tewas, PanglimaABRIM Jusuf melapor ke Presiden Soeharto jika pentolan utamaNicolao Lobatoberhasil dieliminasi.

Nah, meski sempat mereda saat Lobato tewas, ternyata aksiKKBTimorTimurkembali muncul saat dipimpinXanana Gusmao.

(Putra Dewangga Candra Seta)

(Artikel ini telah tayang disurya.co.iddengan judul "Pimpinan KKB Timor Timur Ditembak Mati Prajurit ABRI, Sempat Bertempur Sengit dengan Pasukan Prabowo")

Baca Juga: Dijuluki'Pasukan dari Neraka', Inilah Pasukan Elite dengan Tampilan Paling Menyeramkan di Dunia, Kopaska TNI AL Nomor 4!

Artikel Terkait