Find Us On Social Media :

Satu Galau, Satu Punya Dendam Kesumat, Satu 'Khianati' Agama, Inilah Peta Koalisi dalam Perang Azerbaijan-Armenia

By Ade S, Jumat, 2 Oktober 2020 | 19:28 WIB

Dalam potongan video yang dirilis Kementerian Pertahanan Azerbaijan menunjukkan, tentara mereka menembakkan artileri ke wilayah pasukan Armenia di Nagorny Karabakh.

Intisari-Online.com - Dalam perang antara Azerbaijan dan Armenia di Nagorno-Karabakh, setidaknya akan ada tiga negara asing yang terlibat.

Satu negara sudah dipastikan akan dengan tegas berada di belakang Azerbaijan karena memang memiliki dendam dengan Armenia.

Satu negara dikabarkan terpaksa 'menyingkirkan' urusan agama demi urusan perdagangan yang diklaim lebih menguntungkan.

Sementara satu negara lain masih dalam tahap 'kegalauan' karena memang memiliki hubungan baik dengan kedua negara.

Baca Juga: Prancis Mulai Berisik soal Perang Armenia-Azerbaijan, Turki: Kalau Tak Mau Kami Ikut Campur, Anda pun Harus Mundur!

Ya, kawasan Nagorno-Karabakh kembali memanas setelah terjadi pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia sejak 27 September 2020.

Seperti perang pada umumnya, sejumlah pihak asing juga ikut terlibat di dalam konflik Azerbaijan dan Armenia kali ini.

Keterlibatan pihak asing dalam hal ini bisa jadi berupa suplai senjata hingga keterlibatan personel tempur.

Siapa saja mereka?

Baca Juga: Tak Hanya Bantu Azerbaijan Serang Armenia Habis-habisan, Turki Juga Siapkan Hal Ini di Tengah Konflik Besar dengan Yunani di Laut Mediterania, Uni Eropa Langsung Ketar-ketir

Rusia

Dikutip dari Middle East Eye, Rabu (30/9/2020), Rusia memiliki hubungan baik dengan Azerbaijan dan Armenia.

Akan tetapi, sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah Rusia memiliki aliansi pertahanan dengan Armenia karena mereka adalah anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

Selain itu, Rusia juga memiliki pangkalan militer di Armenia.

Sejak 1994, Rusia telah bertindak sebagai mediator utama antara Azerbaijan dan Armenia.

Setelah konflik kedua negara kembali pecah pada 2016, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengunjungi Yerevan dan Baku untuk mengusahakan perdamaian, tapi tak berhasil.

Analis senior untuk kawasan Kaukasus Selatan di International Crisis Group Olesya Vartanyan mengatakan, Rusia belum memberikan perhatian pada kawasan itu ketika benih-benih peperangan mulai muncul sejak Juli 2020 lalu.

"Justru kurangnya reaksi terhadap eskalasi Juli yang membuka jalan bagi permusuhan skala besar. Kami belum melihat upaya untuk membawa para pemimpin ke meja perundingan dan belum melihat kunjungan pejabat tinggi," kata dia.

"Semua mata sekarang tertuju pada Moskow untuk melihat apakah itu dapat kembali menghentikan pertempuran di zona konflik," lanjutnya.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Selasa (29/9/2020) mengatakan bahwa ia tidak mempertimbangkan untuk meminta dukungan Moskow, tetapi juga tidak menutup kemungkinan itu.

Baca Juga: Isu Agama Mencuat, Perang Azerbaijan-Armenia Segera Libatkan para Pejuang dari Kawasan Konflik Ini, Dijamin Sudah Sangat Terlatih

Iran

Negara yang dihuni oleh mayoritas Muslim Syiah ini memiliki perbatasan langsung dengan Azerbaijan dan Armenia.

Meski mayoritas penduduk Azerbaijan bermazhab Syiah, Iran dilaporkan mendukung Armenia karena hubungan perdagangan serta aliansi politik Teheran dan Moskow.

"Iran selalu memainkan peran penyeimbang tanpa mengambil posisi di salah satu pihak," jelas Vartanyan.

"Teheran saat ini prihatin dengan pertempuran yang sedang terjadi tepat di sebelah perbatasannya. Beberapa laporan menyebut granat dan proyektil lainnya mencapai wilayahnya," sambungnya.

Sejak 1990-an, Iran berusaha melakukan gencatan senjata antar kedua belah pihak di Nagorono-Karabakh, tetapi selalu gagal.

Pada Rabu (30/9/2020), Pashinyan membahas konflik tersebut dengan Presiden Ira Hassan Rouhani melalui panggilan telepon.

Kedua pempipin itu juga disebut membahas keterlibatan Turki dalam konflik, tetapi dibantah oleh sekutu Ankara, Azerbaijan.

Baca Juga: Perang Armenia-Azerbaijan Kian Memanas Setelah Rudal Tua 'Tukang Ngamuk' Ini Mulai Digunakan

Turki

Turki disebut berada di barisan Azerbaijan karena ikatan budaya dan bahasa antara keduanya. Selain itu, Turki merupakan negara pertama yang mengakui Azerbaijan setelah merdeka dari Uni Soviet pada 1991.

Di sisi lain, Turki juga memiliki hubungan yang buruk dengan Armenia. Akarnya adalah tuduhan Armenia atas genosida yang dilakukan oleh Turki Usmani.

Kedua negara ini juga tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.

Selama perang Azerbaijan dan Armenia pada 1993, Turki menutup perbatasannya dengan Armenia untuk mendukung Baku.

Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dan pejabat senior di pemerintahannya telah menyatakan dukungan negara mereka untuk Baku menyusul peningkatan ketegangan baru-baru ini.

Bahkan, sebuah laporan menyebutkan bahwa Turki mengirim ratusan pemberontak Suriah dan warga sipil ke Azerbaijan untuk menjaga pasukan dan aset strategis di sana.

Kendati demikian, Turki sejauh ini membantah telah memberi dukungan militer untuk Azerbaijan.

Baca Juga: Sering Menyerang Duluan, Justru Kini Trump Berusaha Lerai Perang Armenia dan Azerbaijan, 'Amerika Serikat Akan Berusaha Menghentikan Perang Tersebut'

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Azerbaijan Vs Armenia, Siapa Mendukung Siapa?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/02/163000665/azerbaijan-vs-armenia-siapa-mendukung-siapa-?page=all#page2.Penulis : Ahmad Naufal DzulfarohEditor : Sari Hardiyanto