Find Us On Social Media :

Isu Agama Mencuat, Perang Azerbaijan-Armenia Segera Libatkan para Pejuang dari Kawasan Konflik Ini, Dijamin Sudah Sangat Terlatih

By Ade S, Kamis, 1 Oktober 2020 | 19:23 WIB

Armenia dan Azerbaijan kerahkan artileri berat di pertempuran terbaru

Intisari-Online.com - Perang antara Azerbaijan dengan Armenia dipastikan akan semakin memanas dengan kehadiran pejuang-pejuang dari wilayah lain.

Ya, perang Azerbaijan-Armenia sendiri memang sudah dipastikan akan semakin rumit seiring dengan mulai muncul kabar tentang penggunaan senjata-senjata berat.

Salah satu senjata yang paling disoroti kini adalah sistem rudal taktis Tochka-U yang sudah banyak memakan korban jiwa di Yaman dan Suriah.

Selain itu, adanya 'sokongan' dari Turki dan Prancis, mungkin juga Rusia, akan membuat perang ini semakin besar.

Baca Juga: Perang Armenia-Azerbaijan Kian Memanas Setelah Rudal Tua 'Tukang Ngamuk' Ini Mulai Digunakan

Oleh karena itu, kehadiran pejuang-pejuang yang dipastikan sudah banyak makan asam garam pertempuran karena berasal dari wilayah konflik dijamin akan membuat suasana semakin runyam.

Bahkan, lawan-lawan mereka selama ini bisa jadi lebih tangguh dibandingkan dengan lawan-lawan mereka dalam perang Azerbaijan-Armenia.

Kehadiran ini sendiri dipastikan terjadi karena isu agama mulai dibawa dalam perang kedua negara ini.

Siapakah mereka? Seberapa besar dampaknya dalam perang Azerbaijan-Armenia? Simak uraiannya berikut ini.

Baca Juga: Sering Menyerang Duluan, Justru Kini Trump Berusaha Lerai Perang Armenia dan Azerbaijan, 'Amerika Serikat Akan Berusaha Menghentikan Perang Tersebut'

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, para pejuang dari Suriah dan Libya sedang dikerahkan ke konflik antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh.

Dan, Rusia "sangat prihatin" dengan situasi itu.

"Pejuang kelompok bersenjata ilegal termasuk dari Suriah dan Libya dikerahkan ke zona konflik Nagorno-Karabakh untuk secara langsung ambil bagian dalam pertempuran," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, Rabu (30/9), seperti dikutip kantor berita TASS.

"Kami sangat prihatin dengan proses ini, yang tidak hanya meningkatkan ketegangan di zona konflik lebih lanjut, tetapi juga menciptakan ancaman keamanan jangka panjang bagi semua negara di kawasan itu," tegas mereka.

Pasukan Armenia dan Azerbaijan terlibat dalam pertempuran terberat selama bertahun-tahun di Nagorno-Karabakh, sebuah provinsi etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan pada 1990-an selama runtuhnya Uni Soviet.

Armenia menuduh Turki, sekutu Azerbaijan, mengirim "tentara bayaran" ke Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Bak Buka Luka Lama, Tengah Dibombardir Azerbaijan, Nyatanya Dulu 1,5 Juta Warga Armenia Juga Pernah Dibantai Habis-habisan, Pelakunya Kini Bersekutu dengan Azerbaijan

Pernyataan Rusia tersebut tidak menyebutkan Turki, tetapi meminta "kepemimpinan negara-negara yang berkepentingan" untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah "teroris asing dan tentara bayaran" terlibat dalam konflik tersebut.

Sumber Kantor Kepresidenan Prancis menyebutkan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang pada Kamis (1/10) berbicara melalui sambungan telepon memiliki keprihatinan yang sama terkait pengiriman pejuang Suriah ke Nagorno-Karabakh.

Mengutip Reuters, dalam pernyataan Kamis (1/10), Kremlin mengatakan, Putin dan Macron membahas langkah-langkah ke depan yang bisa OSCE Minsk Group ambil untuk meredakan konflik di wilayah tersebut.

Dan, menyerukan agar konflik diselesaikan dengan cara diplomatik.

 

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Rusia: Para pejuang Suriah dan Libya dikerahkan ke konflik Azerbaijan vs Armenia".

Baca Juga: Dianggap Hanya Pertempuran Negara Kecil Nyatanya Perang Armenia dan Azerbaijan Ternyata Sangat Mengerikan, Azerbaijan Mengaku Tewaskan 2.700 Tentara Dengan Senjata Ini