Dianggap Hanya Pertempuran Negara Kecil Nyatanya Perang Armenia dan Azerbaijan Ternyata Sangat Mengerikan, Azerbaijan Mengaku Tewaskan 2.700 Tentara Dengan Senjata Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Akan tetapi meski hanya dipandang pertempuran negara kecil, kenyataanya kedua bertempur dengan sangat serius.

Intisari-online.com - Perang antara Armenia dan Azerbaijan mungkin tidak begitu disorot dunia.

Maklum saja kedua negara ini tidak memiliki power besar di dunia, bahkan dunia lebih banyak menyorot perseteruan China dengan Amerika.

Akan tetapi meski hanya dipandang pertempuran negara kecil, kenyataanya kedua bertempur dengan sangat serius.

Menurut Sputnik News pada Rabu (30/9/20), Azerbaijan mengaku menggunakan senjata militer mengerikan untuk menggempur Armenia.

Baca Juga: Libatkan Tank, Drone, hingga Rudal,Perang AntaraArmenia-Azerbaijan Bisa Jadi Awal Perang Dunia 3 Pecah,Apalagi Jika Rusia dan Turki Ikut Serta

Menurut sebuah sumber, Armenia meluncurkan senjara rudal anti-pesawat S-300 ke wilayah sengketa Nagorno-Kabakh.

S-300 adalah senjata paling modern, yang dikirim ke Armenia oleh Rusia.

Selain itu juga mereka menggunakan rudal balistik taktis Alexander yang dibeli dari Rusia.

Sementara itu, dari pihak Azerbaijan mereka mengaku telah membunuh 2.700 tentara Aremenia, dan menghancurkan komplek senjata S-300.

Baca Juga: Kalau Ratu Inggris Selesai Makan, Maka Tamu yang Lain Harus Menyudahi Makan Juga, Begini Aturan Ketat Makan Bersama Ratu Elizabeth II

"Kemarin, selama pertempuran di Shushakend di distrik Khojavend, di perbatasan Nagorno-Karabakh, kami menonaktifkan sistem rudal S-300 musuh," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan.

Kemeterian Pertahanan itu juga mengumumkan penghancuran total, dari resimen Armenia.

Namun, pemerintah Aremenia mengaku itu adalah berita palsu.

Pertempuran di wilayah sengketa itu pecah pada 27 September, setelah Azerbaijan mengumumkan peluncuran kampanye.

Kampanye itu mendukung serangan balik karena pra-serangan oleh Armenia..

Armenia berpendapat bahwa Azerbaijan berencana menciptakan agresi militer dan memberlakukan mobilisasai umum, untuk darurat militer.

Baca Juga: Walau Miliki Utang Sebanyak Rp5.000 Triliun, Nyatanya Indonesia Tak Masuk Top 5 Bahkan Top 20 Negara Dengan Utang Tertinggi di Dunia, Nomor 1 Tembus Rp133.569 Triliun!

Pada 29 September Dewan Keamanan PBB, turun tangan untuk menengahi kasus ini.

PBB meminta pada Armenia dan Azerbaijan untuk segera menghentikan tembakan dan melanjutkan pembicaraan damai.

Namun, pemimpin kedua negara itu berulang kali saling tuduh lawannya melakukan agresi.

Sehingga baik Aremenia dan Azerbaijan keduanya menolak untuk melakukan dialog, atas seruan komunitas internasional.

Wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan berada di bawah kendali Republik Artsakh, wilayah otonom Armenia.

Azerbaijan tidak mengakui Republik Artsakh, dan mengklai kedaulatan atas seluruh wilayah di Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Tak Perlu Dibom Nuklir Atupun Diserang dengan Sejata Militer, Ternyata Amerika Serikat Bisa Langsung Remuk dan Luluh Lantah Seketika Jika Hal Ini Terjadi

Selain itu, Turki mengaku siap membantu Azerbaijan untuk menggempur Armenia.

Armenia juga sudah menyiapkan rudal balitik Alexander, dengan sistem senjata S-300 jika Turki mengerahkan F-15.

Armenia sendiri menuduh Azerbaijan menggunakan TOS-1A, atau "dewa api" yang digunakan selama konflik di perbatasan.

Senjata yang digunakan Azerbaijan dengan mengaku telah membunuh setidaknya 2.700 tentara Armenia, meskipun belum dikonfirmasi.

Artikel Terkait