Penulis
Intisari-online.com -Awal Juli lalu dilaporkan ada tembakan ke salah satu situs nuklir mereka yaitu situs Natanz.
Penyerangan itu bersifat siber dan pejabat Iran menuduh serangan itu disebabkan oleh sabotase siber.
Situs Natanz yang kaya akan uranium di bawah tanah, adalah salah satu dari beberapa fasilitas Iran yang dimonitor oleh inspektur International Atomic Energy Agency (IAEA).
IAEA adalah pengawas nuklir utusan PBB.
Badan keamanan top Iran menyebutkan pada Jumat kemarin jika penyebab insiden di situs nuklir tersebut sudah ditentukan.
Namun "disebabkan pertimbangan keamanan" hal itu akan diumumkan ketika waktunya sudah memungkinkan.
Atomic Energy Organisation Iran (AEOI) awalnya melaporkan "insiden" yang telah terjadi awal Kamis di Natanz.
Natanz terletak di gurun wilayah provinsi Isfahan.
Selanjutnya badan itu mempublikasikan foto bangunan bata satu tingkat dengan atap dan dindingnya sebagian terbakar.
Pintu yang hampir terlepas dari engselnya diperkirakan terjadi karena telah ada ledakan di dalam gedung tersebut.
"Merespon serangan siber adalah bagian dari pertahanan negeri kami. Jika terbukti negara kami ditarget oleh serangan siber, kami akan merespon," demikian pernyataan pimpinan pertahanan sipil Gholamreza Jalali kepada TV pemerintah pada bulan Juli lalu.
Sebuah artikel diterbitkan Kamis lalu oleh agensi berita negara IRNA sebutkan apa yang mereka anggap kemungkinan sabotasi oleh musuh.
Musuh yang dimaksud adalah Israel dan Amerika Serikat, meski kemudian tuduhan dari media tersebut dihentikan secara langsung.
"Sejauh ini Iran telah mencoba untuk mencegah meningkatnya krisis dan pembentukan kondisi dan situasi yang tidak bisa diprediksi," tulis IRNA.
"Namun pelanggaran norma di Iran oleh negara yang ingin menghancurkan kami, terutama rezim Zionis dan Amerika, hanya berarti strateginya harus direvisi."
Tuduhan Iran adalah penyebab ledakan tersebut berasal dari AS atau antek mereka, Israel.
Baru-baru ini pejabat Iran sudah mengungkapkan sosok di balik serangan tersebut.
Menguti Xinhua, AEOI mengatakan jika elemen di balik ledakan situs nuklir Natanz telah dikenali.
Juru bicara AEOI yaitu Behrouz Kamalvandi mengatakan dalam sebuah wawancara, jika pasukan keamanan Iran "telah temukan siapa sebenarnya yang bertanggung jawab dan tahu alasannya, metode yang diambil dan modus operandinya."
Namun pejabat Iran menolak memaparkan lebih jauh, sungguh mengecewakan.
Agustus lalu Kamalvandi mengatakan jika insiden di Natanz disebabkan tindakan sabotase.
AEOI menyebutkan kecelakaan tersebut terjadi di wilayah industri yang sedang dalam konstruksi.
Namun disebutkan tidak ada korban jiwa akibat serangan tersebut.
Serta, serangan itu tidak mengganggu aktivitas situs nuklir tersebut.
Kamalvandi menekankan jika aktivitas penambahan stok uranium Iran tidak terganggu.
Bahkan ia bisa dengan jumawa mengatakan AEOI sedang memperluas fasilitas pembangkit listrik dengan bangunan baru untuk memindahkan proses pengkayaan uranium dari bangunan pilot.
Ledakan dari Iran Sendiri
Mengutip Times of Israel, situs berita Iran Didban Iran (Iran Watch) pada Juli lalu melaporkan jika pasukan IRGC telah menyimpulkan penyebab ledakan adalah Ershad Karimi.
Ershad Karimi adalah kontraktor situs nuklir yang juga memiliki perusahaan bernama MEHR, yang menyuplai peralatan untuk situs nuklir tersebut.
Meskipun pemberitaan dari Didban Iran cukup diragukan karena dipenuhi kepentingan politik kementerian intelijen, hasil temuan yang berbeda muncul dari laporan New York Times.
Menurut New York Times, ledakan disebabkan karena adanya bom yang ditanam di situs nuklir tersebut, kemungkinan di jalur gas yang strategis.
Laporan tidak sebutkan kemungkinan sabotase digunakan untuk sebabkan malfungsi yang membuat terjadinya ledakan.
Bahkan pejabat Iran sebelumnya mengatakan ada jejak bekas ledakan berasal dari elemen di dalam gedung dan ledakan tidak disebabkan oleh serangan misil atau drone, tapi tidak diselidiki lebih lanjut.
Mungkin saja ini merupakan ledakan yang disengaja untuk bisa membangun fasilitas lebih baik agar mempermudah penimbunan uranium di situs nuklir Natanz.
Pasalnya banyak laporan yang menuliskan aktivitas tersebut, yang berasal dari hasil penyelidikan IAEA.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini