Advertorial

Terus Kembangkan Program Nuklir, Iran Timbun Uranium Lebih dari 10 Kali Batas Aman, Langsung Bikin Amerika Geram

Mentari DP

Penulis

Iran terus meningkatkan persediaan uranium dengan melanggar batasan yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir.
Iran terus meningkatkan persediaan uranium dengan melanggar batasan yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir.

Intisari-Online.com - Sudah jadi rahasia umum bahwa Iran merupakan salah satu negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia.

Bahkan Amerika Serikat (AS) mengakuinya.

Nyatanya itu belum seberapa. Sebab, Iran masih punya satu lagi kekuatan yang akan membuat negara lain gentar.

Jawabannya adalah nuklir.

Baca Juga: Pantas Jumlahnya Tak Habis-habis, Ternyata Tiap Bulan Lahir 10.000 Teroris Baru, Penyebabnya Karena 'Perpustakan Online' Ini

Dilansir dari kontan.co.id pada Minggu (6/9/2020), program nuklir Iran masih berjalan.

Bahkan Iran terus meningkatkan persediaan uranium dengan melanggar batasan yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan sejumah negara maju.

Namun Iran kini telah mulai menyediakan akses ke situs-situs di mana negara itu diduga telah digunakan untuk menyimpan atau menggunakan bahan nuklir yang tidak diumumkan.

Baca Juga: Polisi Konfirmasi Reza Artamevia Positif Sabu, TernyataIni Alasan Kenapa Artis Suka Pakai Narkoba, Khususnya Jenis Sabu

Seperti dikutipAl Jazeera, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan dalam dokumen rahasia yang didistribusikan ke negara-negara anggotanya bahwa persediaan uranium yang diperkaya Iran sekarang berada di lebih dari 10 kali batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015.

Iran menandatangani kesepakatan nuklir pada 2015 dengan Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Inggris, China, dan Rusia.

Dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), kesepakatan nuklir itu memungkinkan Iran hanya bisa menyimpan persediaan 202,8 kg (447 pon).

IAEA juga melaporkan bahwa Iran terus memperkaya uranium hingga kemurnian hingga 4,5%, lebih tinggi dari 3,67% yang diizinkan berdasarkan JCPOA.

Kesepakatan itu menjanjikan insentif ekonomi Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.

Namun pada 2018, Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut.

Trump mengatakan kesepakatan itu perlu dinegosiasikan ulang.

Sejak itu, Iran perlahan-lahan mengurangi pembatasan dalam upaya untuk menekan negara-negara selain AS untuk meningkatkan insentif guna mengimbangi sanksi baru AS yang melumpuhkan ekonomi.

Baca Juga: Berawal dari Pesta Pernikahan, 1 Daerah di Lockdown, Ratusan Orang Terinfeksi Covid-19, Penularan Sampai ke Panti Jompo dan Narapidana di Penjara

Negara-negara tersebut bersikukuh bahwa meskipun Iran telah melanggar banyak pembatasan pakta, penting untuk menjaga kesepakatan tetap berjalan.

Ini karena negara tersebut terus memberikan IAEA akses kritis untuk memeriksa fasilitas nuklirnya.

IAEA telah mengalami kebuntuan selama berbulan-bulan untuk megakses dua lokasi yang diperkirakan menjadi situs nulir Iran.

Pekan lalu, Iran mengumumkan akan mengizinkan akses IAEA ke dua situs tersebut, menyusul kunjungan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi ke Teheran.

IAEA mengatakan Iran telah memberikan akses kepada pemeriksa ke salah satu dari dua situs.

"Iran memberikan akses kepada pengawas agensi ke lokasi untuk mengambil sampel lingkungan," demikian laporan terpisah IAEA.

Sampel akan dianalisis oleh laboratorium yang merupakan bagian dari jaringan badan tersebut.

(Khomarul Hidayat)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Gawat! Iran terus memperkaya persediaan uranium untuk nuklir")

Baca Juga: Kabur dari Korea Utara Karena Tak Tahan Kelaparan dan Miskin, Hidup Pembelot Ini Justru Semakin Menderita, Diperkosa Penolongnya hingga Dijual ke Tempat Pelacuran

Artikel Terkait