Find Us On Social Media :

Pisang Ajaib, Berbuah 12 Tandan hingga Tanpa Daun dan Batang: Keajaiban Itu Berkat dari Tuhan

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 20 Agustus 2020 | 12:30 WIB

 

Intisari-Online.com - Penemuan pisang ajaib menghebohkan masyarakat di Jambi.

Hampir selama satu pekan, cerita keanehan seputar pohon dan buah pisang viral di media sosial.

Misalnya, ada fenomena pohon pisang yang berbuah sampai 12 tandan.

Kemudian, ada pisang yang berbuah tanpa daun dan batang.

Baca Juga: Covid Hari Ini 20 Agustus 2020: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 5 Ditutup 23 Agustus 2020 Pukul 12.00 WIB, Apa Kriteria Lulusnya?

Ada juga tandan pisang yang terus memanjang hingga mencapai 2 meter. Fenomena pisang yang tidak normal ini menjadi pusat perhatian masyarakat.

Sebagian masyarakat mengaitkan fenomena ini dengan hal-hal mistis, firasat dan keajaiban.

Bahkan, ada yang menjadikan pisang ajaib ini sebagai obat untuk penyakit tertentu.

Baca Juga: Dipaksa Trump Kembali ke Sekolah, Lebih dari 2.000 Siswa Dinyatakan Positif Covid-19 dalam 2 Minggu Terakhir, 'Berhenti Membahayakan Nyawa Anak-anak'

"Banyak warga yang datang, karena pisang saya tumbuh dari dalam tanah. Memang aneh, pisang berbuah tanpa batang dan daun," kata warga Desa Koto Majidin Hilir, Kabupaten Kerinci, Deri Kasigi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/8/2020).

Fenomena pisang yang berbuah tanpa batang dan daun ini menjadi tontonan warga.

Fenomena lainnya adalah pisang ajaib yang tumbuh di Sarolangun, tepatnya di Lorong Talang Damar, Kelurahan Aur Gading, Kecamatan Sarolangun.

Pisang di tempat ini sudah tiga kali berbuah dengan total 12 tandan.

Baca Juga: Masih Ingat Gayus Tambunan? Mafia Pajak Tukang Garong Uang Negara Rp 74 Miliar Kini Bikin Syok Lagi di Luar Penjara, Begini Penjelasannya

Pemilik pisang, M Toyib menuturkan, pisangnya sudah tiga kali berbuah dengan kondisi tidak normal.

Sebelumnya, menurut Toyib, induk pisang memiliki dua jantung, kemudian sudah masak dan dapat dimakan.

Selanjutnya, setelah induknya berbuah dan mati, tumbuh anakan baru.

Pisang milik Toyib kembali berbuah dengan empat jantung atau tandan.

Baca Juga: Tersesat dan Hilang Saat Hendak ke Rumah Orang Tuanya, Wanita Ini Ditemukan Tewas Membusuk di Dalam Kontainer

Selain berbuah unik, pohonnya juga bercabang membentuk huruf V atau ketapel.

Masing-masing batang yang bercabang dua mengeluarkan dua jantung.

"Totalnya ada empat," kata Toyib saat dihubungi, Selasa.

Untuk saat ini, pisang milik Toyib mengeluarkan enam tandan.

Baca Juga: Ancaman Perang Meningkat, Israel Bombardir Jalur Gaza 8 Malam Berturut-turut: 'Jika Mereka Inginkan Perang, Mereka Akan Berperang'

"Sekarang untuk ketiga kalinya, pisang berbuah dengan dua tandan, lalu empat tandan dan terakhir enam tandan," kata Toyib.

Toyib meyakini keajaiban itu berkat dari Tuhan. Untuk itu, dia melarang apabila ada warga yang memanfaatkan pisangnya untuk sesuatu yang aneh, misalnya untuk berobat dan hal-hal mistis.

Fenomena pisang ajaib bukan hal gaib

Peneliti dari Universitas Jambi Dede Martino menjelaskan, fenomena pisang berbuah tidak normal ini disebabkan tumbuhan tersebut memiliki kromosom lebih dari satu sel, atau yang disebut poliploid.

Baca Juga: Tak Ingin Bernasib Sama dengan Muammar Gaddafi, Kim Jong-un Diyakini Punya hingga 60 Bom Nuklir dan 5.000 Ton Senjata Kimia serta Senjata Biologis Antraks yang Mampu Bunuh 50.000 Orang

"Umumnya 3, di alam bisa terjadi perubahan atau mutasi karena proses adaptasi. Peluang pisang bermutasi memang besar dibandingkan tumbuhan lain," kata Dede.

Untuk pisang yang tumbuh tanpa daun dan batang, menurut Dede, hal itu adalah fenomena biasa.

Penyebabnya, bunga keluar dari bonggol.

Bonggol adalah batang pisang asli, sedangkan gedebok yang dikenal luas sebagai batang adalah kumpulan dari pelepah pisang yang menyerupai batang.

Baca Juga: Siap Perang Kapan pun Jika Diharuskan, China dan India Sama-sama Kerahkan Jet Tempur Canggih ke Perbatasan Lembah Galwan, Milik Siapa yang Lebih Unggul?

Hal senada juga disampaikan peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jon Hendri.

Menurut dia, pisang yang berbuah tidak normal bukanlah suatu hal yang mistis.

Menurut dia, pisang melakukan mutasi genetik karena dipengaruhi lingkungan, penyakit dan unsur hara tanah.

Sebenarnya, apabila mutasi genetik ini stabil, pisang dengan banyak tandan dapat dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas.

Sayangnya, setelah dilakukan pengujian, pisang tidak bisa dipaksakan untuk tumbuh dengan banyak tandan, apalagi berkali-kali dengan total 12 tandan.

Baca Juga: Menyusul UEA yang Sudi Khianati Palestina dan Berdamai dengan Israel, Ini 5 Negara yang Disebut Bakal Ikut Berdamai Juga, Salah Satunya Menggiurkan!

Untuk saat ini, BPTP Jambi telah mengembangkan pisang endemik Jambi yang tahan terhadap penyakit.

Beberapa pisang yang dikembangkan adalah pisang sungkai, rotan dan pisang telur.

Pisang dengan tandan 2 meter Pisang ajaib lainnya terdapat di Desa Rengas Bandung, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.

Pisang di tempat ini berbuah dengan tandan sepanjang 2 lebih dari 2 meter.

"Panjang buahnya itu hampir menyentuh tanah. Kita berharap pemerintah bisa mengembangkan pisang seperti ini," kata Hardianto seorang warga setempat.

Baca Juga: Auto Siaga Tingkat Tinggi Dilakukan China saat AS Kirim Kapal Perusak Berpeluru Kendali ke Selat Taiwan, Kemenham Taiwan: 'Militer Tahu dan Memantau'

Menanggapi fenomena ini, Dede Martino menjelaskan, tandan 2 meter ini disebabkan sifat poliploid pisang yang mengganda, karena mutasi alam akibat senyawa kimia karsinogenik, serangan hama atau karena terpapar ultraviolet berlebihan.

Sementara itu, Hendri mengatakan, pisang dengan tandan panjang sudah dikembangkan di Jawa, karena hal ini baik untuk produktivitas.

Hanya saja, menurut Hendri, ukuran tandan pisang yang sedang dikembangkan tidak sampai 2 meter.

Menurut Hendri, dengan perlakukan yang benar dan unsur hara tanah yang baik, pisang bisa berbuah dengan tandan lebih panjang.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pisang Ajaib, Berbuah 12 Tandan hingga Tanpa Daun dan Batang"