Ancaman Perang Meningkat, Israel Bombardir Jalur Gaza 8 Malam Berturut-turut: 'Jika Mereka Inginkan Perang, Mereka Akan Berperang'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Tensi perang di Jalur Gaza meningkat. Pasalnya, sudah lebih dari sepekan Israel mengebom Jalur Gaza.

Intisari-Online.com - Tensi perang di Jalur Gaza meningkat. Pasalnya, sudah lebih dari sepekan Israel mengebom Jalur Gaza.

Pesawat-pesawat tempur Israel membom Jalur Gaza selama 8 malam berturut-turut setelah menuduh warga Palestina telah menembakkan roket ke Israel selatan.

Serangan terbaru terjadi ketika Israel memperingatkan Hamas, kelompok yang mengatur Jalur Gaza, yang dianggap telah gagal menghentikan serangan balon yang berisi bahan peledak masuk ke Israel.

Melansir Al Jazeera pada Rabu (19/8/2020), sumber keamanan Hamas mengatakan pesawat tempur dan drone Israel menyerang beberapa fasilitas milik Brigade Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas.

Baca Juga: Tak Ingin Bernasib Sama dengan Muammar Gaddafi, Kim Jong-un Diyakini Punya hingga 60 Bom Nuklir dan 5.000 Ton Senjata Kimia serta Senjata Biologis Antraks yang Mampu Bunuh 50.000 Orang

Serangan udara dan artileri tentara Israel menyebabkan kerusakan parah pada pos keamanan dan melukai beberapa orang, kata sumber.

Sementara, tidak ada kematian yang dilaporkan.

Dalam pernyataan yang dirilis tak lama sebelum tengah malam waktu setempat, militer Israel mengatakan "jet tempur dan pesawat tambahan (lainnya) menyerang sasaran militer Hamas di Jalur Gaza".

"Sebelum malam ini, sebuah roket ditembakkan dan pada siang hari, balon peledak dan api diluncurkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel," kata militer Israel.

Baca Juga: Siap Perang Kapan pun Jika Diharuskan, China dan India Sama-sama Kerahkan Jet Tempur Canggih ke Perbatasan Lembah Galwan, Milik Siapa yang Lebih Unggul?

Selama penyerangan itu, sebuah kompleks militer milik salah satu kelompok khusus organisasi teror Hamas menjadi sasaran.

Pejabat keamanan Mesir telah berulang kali berusaha mengakomodir untuk kedua kubu sepakat mengakhiri gejolak serangan roket dan balon api yang telah berlangsung selama seminggu dari kedua belah pihak.

Bukan permainan

Presiden Israel, Reuven Rivlin mengeluarkan peringatan kepada Hamas selama kunjungan ke petugas pemadam kebakaran di daerah itu yang mengatakan mereka dipanggil untuk 40 kebakaran yang disebabkan oleh balon api Palestina pada Selasa (18/8/2020).

Baca Juga: Menyusul UEA yang Sudi Khianati Palestina dan Berdamai dengan Israel, Ini 5 Negara yang Disebut Bakal Ikut Berdamai Juga, Salah Satunya Menggiurkan!

"Terorisme dengan menggunakan layang-layang dan balon api adalah terorisme seperti yang lainnya," kata Rivlin kepada petugas pemadam kebakaran Jalur Gaza, menurut pernyataan dari kantor Israel.

"Hamas harus tahu bahwa ini bukan permainan."

"Waktunya akan tiba ketika mereka harus memutuskan...Jika mereka menginginkan perang, mereka akan berperang," kata Rivlin, yang jabatannya sebagian besar bersifat formalitas.

Israel dan Hamas telah berperang 3 kali sejak 2008.

Baca Juga: Auto Siaga Tingkat Tinggi Dilakukan China saat AS Kirim Kapal Perusak Berpeluru Kendali ke Selat Taiwan, Kemenham Taiwan: 'Militer Tahu dan Memantau'

Sebuah sumber Hamas mengatakan kepada kantor berita AFP, pembicaraan diadakan dengan delegasi Mesir di Gaza pada Senin (17/8/2020).

Setelah itu, melanjutkan pertemuan dengan Israel dan Otoritas Palestina yang berada di Tepi Barat.

Delegasi Mesir diperkirakan akan kembali ke Gaza setelah pembicaraan itu selesai, sumber itu menambahkan.

Pemadaman listrik

Baca Juga: Sering Hadapi Risiko Diintai Ular Beracun, Inilah Pemburu Ikan Raksasa Generasi Terakhir di Sungai Batanghari Sumatera, Beratnya Sampai 30 Kg!

Israel melarang impor bahan bakar ke Gaza pada 12 Agustus sebagai bagian dari tindakan hukuman atas peluncuran balon api dari Jalur Gaza, melarang penangkapan ikan di lepas pantai Gaza, dan menutup penyeberangan barang Karam Abu Salem (Kerem Shalom), sehingga memangkas pengiriman bahan bakar ke pembangkit listrik di satu-satunya wilayah.

Listrik telah kekurangan pasokan bahkan sebelum ada pemadaman bergilir, dengan konsumen hanya memiliki akses ke listrik selama 8 jam sehari.

Sejak jalur penyeberangan ditutup, sekarang warga hanya dapat mengakses listrik selama 4 jam sehari menggunakan listrik yang dipasok dari jaringan Israel.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Rabu memperingatkan bahwa menghentikan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza akan menimbulkan masalah di sektor kesehatan.

Baca Juga: Sudah Tau Dimusuhi Negara Arab, UEA Nekat Menjalin Hubungan dan Akui Israel, Ternyata Tujuannya untuk Muluskan Transaksi Ini

ICRC mengatakan di Facebook pengurangan pasokan listrik harian dari 8 jam menjadi 3-4 jam menambah beban rumah sakit, yang sudah beroperasi secara berisiko di Gaza.

Dengan mengingat bahwa pemadaman listrik akan menyulitkan orang untuk mengakses air, maka masalah lingkungan juga dapat muncul.

Sejak 2007, Jalur Gaza telah dilumpuhkan oleh blokade Israel yang telah merampas sekitar 2 juta penduduknya dari komoditas penting termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Baca Juga: Padahal Cuma Bawa Sekantong Usus Ayam Pulang, Pria Ini Terkejut saat Polisi Grebek Rumahnya, Keluarganya Ketakutan setelah Tahu Apa yang Terjadi

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih dari Seminggu pesawat Tempur Israel Gempur Jalur Gaza"

Artikel Terkait