Find Us On Social Media :

Wanita-wanita Dirudapaksa Sebelum Dibunuh dan Pembantaian Bayi-bayi Tanpa Peringatan Apapun, Kejadian Mengerikan di Desa My Lai ini Tunjukkan Keberingasan Militer Amerika, Sungguh Bengis

By Maymunah Nasution, Jumat, 26 Juni 2020 | 15:40 WIB

Sejumlah personel Navy Seal di Perang Vietnam

Intisari-online.com - Perang Vietnam adalah salah satu perang yang mengerikan dalam sejarah.

Salah satu episode paling mengerikan dalam perang ini yaitu pada 16 Maret 1968.

Episode itu adalah pembantaian di desa My Lai, dilakukan tentara Amerika dari Kompi C, Batalion ke-1, Resimen Infantri ke-20, Brigade ke-11 dari Divisi Infantri ke-20.

Korban tewas yang dalam insiden itu sebanyak 300-500 orang perempuan, laki-laki, anak-anak, hingga bayi.

Baca Juga: Covid Hari Ini 14 Juni 2020: Begini Kisah Salah Satu Pasien Covid-19 yang Berhasil Sembuh Setelah Koma 2 Bulan

Bahkan beberapa perempuan diperkosa sebelum dibunuh.

Pembantaian itu terjadi di dua dusun yang merupakan bagian dari desa Son My, provinsi Quang Ngai, Vietnam.

Kedua dusun itu dalam peta militer AS disebut dengan nama My Lai dan My Khe.

Pada Sabtu (16/3/1968) pagi sekitar pukul 07.30 sekitar 100 prajurit Kompi Charlie dipimpin Kapten Ernest Medina mendarat di Son My, sebuah dusun yang terhubung ke dusun-dusun lain.

Baca Juga: Terbaik, Ini 3 Poin Keganasan Tank Merkava, Mesin Perang Perkasa dari Tanah Israel yang Muncul dari Bibit Awal Pasukan Tank Sederhana dan Bobrok

Dusun terbesar di sekitar tempat itu adalah My Lai, Co Luy, My Khe, dan Tu Cung.

Meski para tentara AS itu tidak dihujani tembakan saat mendarat, tetapi mereka masih mencurigai banyak gerilyawan Vietcong di desa itu bersembunyi di bawah tanah atau di gubuk-gubuk milik warga.

Kecurigaan para tentara semakin kuat setelah helikopter mereka terlibat baku tembak dengan musuh di desa My Lai.

Kemudian satu senjata api disita dari desa tersebut.

Baca Juga: Tak Pandang Bulu, Inilah Polisi Militer Paling Brutal dan Kejam, Gemar Membunuh Orang Tanpa Alasan, Cara Penyikasaan Bikin Merinding

Menurut rencana operasi, peleton pertama pimpinan Letnan Dua William Calley dan peleton kedua yang dipimpin Letnan Dua Stephen Brooks akan masuk ke dusun Tu Cung pada pukul 08.00 tepat.

Sedangkan peleton ketiga di bawah kendali Letnan Dua Jeffrey U Lacross dan pos komando Kapten Media tetap berada di luar desa.

Nah, saat memasuki desa tujuan kedua peleton itu terus melepaskan tembakan ke arah setiap orang yang mereka lihat di sawah dan semak-semak.

Pada awalnya, warga desa yang bersiap untuk pergi ke pasar, tidak terlihat panik saat pasukan Amerika Serikat tiba.

Baca Juga: Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, AS Kerahkan 375.000 Tentara dan 60% dari Kapal Perangnya di Laut China Selatan, China: Perang Bisa Terjadi Kapan Saja

Spesialis senapan mesin dari Kompi Charlie, Harry Stanley dalam pemeriksaan mengatakan, pembunuhan tersebut dimulai tanpa peringatan apapun.

Dia melihat seorang anggota kompi menusuk seorang warga desa dengan menggunakan bayonet.

Prajurit yang sama juga mendorong seorang warga desa hingga terjatuh ke dalam sumur lalu dia melemparkan granat ke sumur itu.

Harry kemudian melihat 15-20 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, berlutut di sekitar sebuah kuil sambil menangis dan berdoa.

Baca Juga: Benar-benar Kelewatan Ambisinya, Sekarang Beijing Sampai Bisa Tahu Semua Aktivitas Tetangga di Laut China Selatan Lewat Alat Canggih Ini, Lampaui Kemampuan Mata-mata

Mereka semua kemudian dibunuh dengan masing-masing satu tembakan di kepala.

Sebagian besar pembunuhan itu terjadi di sisi selatan dusun Tu Cung yang dihuni sekitar 700 orang.

Tempat bernama Xom Lang itu secara keliru ditandai dalam peta militer AS sebagai My Lai, provinsi Quang Ngai.

Kemudian 70-80 orang warga dikepung pasukan peleton kesatu lalu digiring ke saluran irigasi di sisi timur permukiman itu.

Baca Juga: Baru Saja Sepakat untuk Damai, China Malah Klaim Lembah Galwan Sebagai Kedaulatan Sah Mereka, India: 'Sangat Tidak Mendasar'

Semua orang itu kemudian ditembak di bawah perintah Letnan Calley yang juga ikut menembak para tahanan tersebut.

Sementara itu, anggota peleton kedua membunuh setidaknya 60-70 warga desa saat mereka menyisir sisi utara My Lai dan masuk ke dusun Bihn Tay, yang berjarak 400 meter di sebelah utara My Lai.

Karena Kompi Charlie tidak menemukan perlawanan di My Lai dan tak meminta bantuan maka Kompi Bravo didaratkan di lokasi yang berjarak 5 kilometer dari My Lai.

Mereka kemudian menyerang dusun Co Luy yang dalam peta militer AS disebut sebagai My Khe.

Baca Juga: Dari Tentara Cantik Yunani anti-Nazi di Perang Dunia II Sampai Milisi Kurdi di Suriah yang Bikin ISIS Takut, Ini Dia Sederet Wanita Tangguh nan Cantik dalam Pertempuran

Dalam serangan ini, sebanyak 60-155 orang warga, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas.

Kabarnya, pembantaian ini berakhir hanya ketika Sersan Mayor Hugh Thompson, seorang pilot, mendaratkan helikopternya di antara tentara AS dan warga Vietnam yang berlarian.

Dia kemudian menghadang rekan-rekannya dan mencegah mereka melanjutkan pembunuhan terhadap warga desa yang tak berdosa itu.

AD Amerika Serikat mencoba menutupi pembantaian itu yang kemudian baru diketahui publik pada November 1969 dan langsung memicu kemarahan luas.

Baca Juga: Menegangkannya Kisah Perang Vietnam: Saat 'Tikus Terowongan' Bersenjata M1917 dan Senter Berhadapan dengan Ranjau, Geranat, Ular, dan Kalajengking

Pembantaian ini mendorong perlawanan warga AS terhadap keterlibatan negara itu dalam perang di Vietnam.

Tiga tentara AS yang mencoba menghentikan pembantaian itu dan menolong warga sipil dikucilkan dan dianggap sebagai pengkhianat oleh sejumlah anggota Kongres AS.

Baru 30 tahun setelah insiden tersebut ketiga tentara itu mendapatkan pengakuan dan bintang jasa karena melindungi warga sipil di medan perang.

Akhirnya, sebanyak 26 prajurit didakwa melakukan kejahatan perang tetapi hanya komandan peleton Letnan William Calley Jr yang dinyatakan bersalah.

Baca Juga: Harus Melihat Ratusan Juta Nyawa Melayang karena Wabah dan Perang, Inilah Generasi 'Paling Menderita' Sepanjang Sejarah Dunia karena Harus Hidup di Tengah Rentetan 'Bencana'

Dia dinyatakan terbukti membunuh 22 orang penduduk desa.

Awalnya William dijatuhi hukuman seumur hidup tetapi hanya menjalani 3,5 tahun masa hukuman sebagai tahanan rumah.

(Ervan Handoko)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: Tentara AS Bantai Warga Desa My Lai"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini