Penulis
Intisari-Online.com - Nampaknya militer China sangat sibuk akhir-akhir ini.
Bagaimana tidak. Pasca bentrokan dengan India, hubungan kedua negara memanas.
Apalagi pihak India dilaporkan tak segan-segan menurunkan pasukan militernya.
Seolah belum selesai, kini giliranmiliter Amerika Serikat (AS) yang mengancam militer China.
Dilaporkan oleh kontan.co.id yang mengutip dari AFP pada Kamis (25/6/2020), jumlahmiliter Amerika Serikat (AS) di wilayah Asia-Pasifik meningkat.
Bahkan jumlahnya lebih besar danbelum pernah terjadi sebelumnya.
Hal ini lantas meningkatkan risiko terjadinya gesekan dengan militer China di kawasan, seorang pejabat senior China mengatakan hal tersebut pada hari Selasa seperti dilansir AFP pada Selasa (23/6/2020).
Ketegangan antara dua negara superpower ini meningkat di berbagai bidang sejak Presiden AS Donald Trump berada di pucuk kekuasaan pada 2017.
Di mana kedua negara saling melenturkan otot diplomatik dan militer mereka.
Operasi reguler angkatan laut AS di Laut China Selatan untuk menjamin kebebasan navigasi, merupakan tempat di mana China dan negara-negara tetangganya saling bersaing memperebutkan wilayah tersebut.
Lntas hal ini telah membuat Beijing berang dan dalam sejumlah kesempatan angkatan laut China biasanya memperingatkan kapal-kapal perang AS.
Sementara itu, Beijing juga telah membuat marah negara-negara lain.
Karena mereka membangun pulau-pulau buatan dengan instalasi militer di beberapa tempat di Laut China Selatan.
Presiden Institut Nasional Studi Laut China Selatan, Wu Schicun, mengatakan, pengerahan militer AS secara besar-besaran di kawasan Asia Pasifik belum pernah terjadi sebelumnya.
Karena itu, lembaga think tank China ini mengatakan, kemungkinan terjadinya insiden militer atau tembakan yang tak disengaja meningkat.
"Jika krisis meletus, dampak pada hubungan bilateral akan menjadi bencana besar," ucapnya.
Dalam sebuah laporan yang dipresentasikannya, Wu mengatakan, AS telah mengerahkan 375.000 tentara dan 60% dari kapal perangnya di kawasan Indo-Pasifik.
Di mana tiga kapal induk AS telah dikirim di kawasan Asia Pasifik saat ini.
Sebagai perbandingan, selama delapan tahun masa jabatan Presiden AS Barack Obama, angkatan laut AS hanya melakukan empat kali operasi kebebasan navigasi di wilayah tersebut.
Untuk itu, ia menyarankan agar militer kedua negara meningkatkan komunikasi untuk mencegah kesalahpahaman strategis dan salah perhitungan.
Selain itu, pertemuan militer tingkat tinggi juga harus dilanjutkan, saluran telepon langsung harus dibuka dan manuver angkatan laut bersama harus dilakukan, katanya.
Laporan itu mengatakan China tidak menganggap Amerika Serikat sebagai saingan potensial atau membayangkan perang dingin atau panas baru dengan AS.
Dokumen itu memperingatkan bahwa memburuknya hubungan militer akan secara substansial meningkatkan kemungkinan insiden berbahaya, konflik atau bahkan krisis.
(Noverius Laoli)
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "AS kerahkan militer secara besar-besaran di Laut China Selatan, begini respons China")