Find Us On Social Media :

'Kalau Menteri Tidak Dapat Beradaptasi, Pasti Saya Ganti' Ujar Jokowi, Layak, 5 Menteri Ini Berkinerja Buruk dan Patut untuk Diganti Menurut IPO

By Maymunah Nasution, Senin, 24 Februari 2020 | 18:59 WIB

wacana reshuffle Kabinet Indonesia Maju.

Intisari-online.com - Isu akan adanya reshuffle (perombakan) mendadak muncul dan membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara.

Sementara itu, sebelumnya ada survei dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) terkait lima menteri yang layak diganti karena memiliki kinerja buruk.

Isu reshuffle berhembus saat Jokowi bertemu dengan sejumlah pegiat media sosial di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/2/2020).

Hadir dalam pertemuan itu, seorang pegiat media sosial sekaligus pendukung Jokowi, Dede Budhyarto.

Baca Juga: Belum Jemput WNI yang 'Terjebak' di Kapal Diamond Princess, Menkes Tak Mau Ikuti Jejak Australia dan Amerika, Menteri Terawan:

Dede-lah yang semula menulis kabar akan ada reshuffle Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat, di akun Twitter pribadinya @kangdede78.

"Pengin cerita hasil pertemuan dengan Presiden @jokowi, eh pulang dari Istana Bogor malah sakit."

"Intinya bakal ada resafel (reshuffle) tunggu saja yah."

"Menteri yang kinerjanya endak bagus kalian bakalan dicukupkan," kata Dede melalui cuitannya tersebut.

Baca Juga: Gejala Tifus pada Ibu Hamil yang Bisa Berdampak Fatal bagi Ibu dan Janin Bila Tak Segera Ditangani, Seperti Apa?

Tak butuh waktu lama bagi Istana untuk membantah isu tersebut.

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman mengatakan, tidak ada rencana perombakan kabinet.

Dikutip dari Kompas.com, dalam pertemuan itu, Jokowi menyinggung kinerja menteri yang dinilai kurang cepat dan kurang mampu beradaptasi.

Fadjroel bahkan menyampaikan pernyataan Jokowi yang tak segan mencopot menteri yang kerjanya lamban dan tidak bisa beradaptasi.

Baca Juga: Raffi Ahmad Rupanya Didiagnosa Penyakit Langka Hipertiroid, Namun 5 Bahan Alami Ini Disebut Bisa Sembuhkan Penyakit yang Juga Diderita Jet Li itu

"Presiden Joko Widodo menyatakan, 'Apa-apa perlu penyesuaian. Ada yang cepat beradaptasi, ada yang tidak. Mohon sedikit dimaafkan dulu'," kata Fadjroel menirukan ucapan Jokowi kepada para pegiat media sosial.

"Kalau terus (tidak dapat beradaptasi), pasti saya ganti," lanjut Fadjroel menirukan ucapan Jokowi.

5 Menteri yang Layak Dicopot

Di sisi lain, beberapa waktu lalu, muncul survei kepuasan publik terkait kinerja para pembantu Jokowi yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO).

Baca Juga: Menginjak Kepala Empat, Wulan Guritno Masih Terlihat Bugar, Rupanya Banyak Rahasia Kesehatan yang Ia Miliki, Simak Yuk, Trus Lakukan Agar Tubuh Ikutan Bugar!

Apalagi para menteri Jokowi telah bekerja lebih dari 100 hari sejak dilantik Oktober 2019 lalu.

IPO merilis hasil survei daftar menteri Jokowi yang patut diganti walau mereka baru menjabat dalam hitungan bulan.

Setidaknya ada lima nama menteri yang menurut masyarakat pantas diganti karena dinilai memiliki kinerja buruk.

Selain itu, isu korupsi, membuat kegaduhan di publik, dan ada konflik kepentingan juga memengaruhi penilaian publik.

Baca Juga: 10 Bahan Alami untuk Jaga Kesehatan Paru-paru, dari Jahe hingga Cabai Rawit, Yuk Konsumsi!

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah menjelaskan, munculnya nama menteri itu merujuk kepada respons 42 persen responden yang menyatakan perlu ada perombakan kabinet Jokowi-Ma'ruf.

"Ini cukup mengejutkan, sebab meski baru 100 hari, sebanyak 42 persen publik menyatakan pergantian menteri itu perlu."

"Kemudian, 36 persen sebut tidak diperlukan dan 22 persen tidak menjawab," ucap Dedi dalam pemaparan diskusi bertajuk "100 Hari Kabinet jokowi-Ma'ruf Amin" di Gondangdia, Sabtu (8/2/2020).

Dikutip dari Kompas.com, survei digelar pada 10 Januari-31 Januari 2020 dengan memakai teknik wellbeing purposive sampling (WPS) terhadap 1.600 responden.

Baca Juga: Setelah Cerai, Wanita Ini Menikah Dengan Anaknya yang Berumur 9 Tahun Padahal Umurnya Sudah Capai Kepala 6, Justru Direstui Mantan Suami dan Jumlah Anaknya Bikin Geleng Kepala!

Validitas dagan dengan metode ini dalam rentang minimim 94 persen dan maksimum dan maksimum 97 persen.

IPO adalah lembaga survei yang bergerak di bidang media, demokrasi, dan isu gender sejak 2017.

1. Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly

Yasonna berada di urutan pertama menteri yang patut diganti.

Baca Juga: Bikin Geram, Ditetapkan Tersangka Atas Kasus Pemerkosaan Mahasiswinya, Oknum Dosen ini Belum Ditahan, Berikut Kronologinya

"Kalau publik menyebut ada menteri yang perlu diganti, maka siapa yang dianggap layak (diganti)?"

"Perlu saya sampaikan, yang pertama nama yang muncul adalah Menkumham Yasonna Laoly yang mendapat atensi 36 persen responden," ujar Dedi.

Yasonna H Laoly adalah Menteri Hukum dan HAM yang dipertahankan Jokowi di periode keduanya menjabat.

Satu kasus yang membuat Yasonna H Laoly menjadi sorotan adalah kasus suap komisioner KPU, Wahyu Setiawan yang melibatkan caleg dari PDI Perjuangan, Harun Masiku.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Pentingnya Mengetahui Detak Jantung Maksimum sebagai Target Anda dalam Olahraga

Di kasus ini, Yasonna yang juga kader PDI Perjuangan sempat dituduh merintangi penyidikan terkait simpang-siur keberadaan Harun Masiku yang kemudian dibantahnya.

2. Menteri Agama, Fachrul Razi

Menteri Agama, Fachrul Razi masuk dalam daftar nama menteri yang layak diganti.

Sebanyak 32 persen responden menilai Fachrul Razi perlu diganti.

Baca Juga: Peringatan Virus Corona: Penderita Diabetes Dilaporkan Lebih Berisiko 'Parah' Karena Setiap Orang Dapat Terserang Virus Mematikan Ini

Ini adalah kali pertama purnawirawan TNI tersebut menjadi menteri.

Di awal menjabat sebagai Menteri Agama, Fachrul berencana melarang pengguna niqab atau cadar untuk masuk ke instansi milik pemerintah.

Selain itu, ia juga mempermasalahkan ASN yang memakai celana cingkrang.

Belum usai dengan kegaduhan tersebut, kebijakan Fachrul Razi yang kembali menuai pro-kontra adalah pemberian surat rekomendasi untuk perpanjangan izin ormas Front Pembela Islam (FPI).

Baca Juga: Gara-gara Virus Corona, Kini Hong Kong Kekurangan Stok Peti Mati, Sedangkan Permintaan Peti Mati Setiap Harinya Sangat Tinggi

3. Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate

Masih merujuk hasil survei IPO, sebanyak 29 persen responden menganggap Menkominfo, Johnny G Plate juga perlu diganti.

Johnny G Plate adalah politikus Partai NasDem yang diangkat menjadi menteri oleh Jokowi di Kabinet Indonesia Maju.

Berasal dari kalangan partai membuat beberapa kalangan meragukan Johnny G Plate yang tidak memiliki latar belakang industri telekomunikasi atau yang berkaitan dengan Kominfo.

Baca Juga: Mengklaim Indonesia Masih Tahan Terhadap Wabah Virus Corona, Kepala BNPB Menyebut Itu Semua Khasiat Jamu, Rupanya Ada Jamu yang Diklaim Penangkal Virus Corona!

Johnny G Plate menuai sorotan saat ia mengkritik Netflix yang dinilai lebih banyak menyediakan konten asing dibanding film dalam negeri.

Bahkan, Johnny G Plate meminta agar Netflix tidak memuat film atau serial original produksi luar Indonesia.

"Kita minta Netflix original jangan dulu, lah di Indonesia, gunakan dulu hasil kreativitas anak Indonesia sendiri dulu, kalau bisa," kata dia.

Pernyataan ini mendapat kritikan dari warganet.

Baca Juga: Protes Keras Aksi 212 Minta Ahok Mundur dari Jabatan Komut Pertamina, Erick Thohir: Pertamina ini Sudah Bagus....

Banyak di antara mereka mengatakan, film Indonesia sudah banyak tersedia di Netflix, meski tidak sebanyak film-film asing.

4. Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo

Edhy Prabowo menjadi dua nama menteri terakhir yang layak diganti setidaknya menurut 24 persen responden.

Edhy Prabowo adalah politikus Partai Gerindra yang dilantik Jokowi sebagai Menteri KKP menggantikan Susi Pudjiastuti.

Baca Juga: Tak Tahan Lagi dengan Teori Konspirasi Virus Corona yang Bergulir Bak Bola Panas, Para Ahli pun Angkat Bicara, Bagaimana Pendapat Mereka?

Sejak awal menjabat, kinerja dua menteri ini selalu dibandingkan.

Bahkan Susi dan Edhy pernah beda pendapat terkait ekspor benih lobster.

Di masa Susi, ekspor benih lobster sangat dilarang keras, sedangkan Edhy membuka kemungkinan keran ekspor bibit lobster.

Selain itu, sejumlah kebijakan Susi saat di KKP juga direvisi oleh Edhy.

Baca Juga: Terlalu Bersemangat Berniat Jahat Ingin Memperkosa Mahasiswi, Sopir Angkot 22 Tahun Malah Alami Kecelakaan: 'Terperosok Masuk ke Parit'

5. Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim

Nama menteri lain yang layak diganti versi survei adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim (22 persen).

Nadiem Makarim adalah pendiri GoJek sekaligus menteri paling muda yang diangkat Jokowi di Kabinet Indonesia Maju.

Satu kebijakan Nadiem Makarim yang sempat membuat gaduh adalah menghapus ujian nasional (UN) pada 2021.

Baca Juga: Sebelum Keramas, Coba Deh Gunakan Campuran Aspirin dan Cuka untuk Masker Rambut, Masalah Ketombe Akan Segera Tuntas!

Walau akan menghapusnya, Nadiem Makarim telah menyiapkan pengganti UN yaitu dengan sistem penilaian baru.

"UN diganti jadi asesmen kompetensi," kata Nadiem dalam rapat bersama Komisi X DPR di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Selain dengan asesmen kompetensi, UN juga akan diganti dengan survei karakter.

Menurut Nadiem, kedua penilaian itu merupakan penyederhanaan dari UN.

Baca Juga: Tolong Banyak Siswa yang Hanyut Saat Susur Sungai, Kodir Terima Penghargaan dari Bupati Sleman

(Sri Juliati)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Mulai Bicara Reshuffle, Inilah 5 Menteri Berkinerja Buruk dan Layak Diganti Versi IPO