Find Us On Social Media :

Benarkah Tekanan Darah Tinggi Berkaitan dengan Kekurangan Mineral Zinc?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 1 Februari 2019 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com – Sebuah penelitian baru menunjukkan hubungan antara kekurangan mineral seng dan tekanan darah tinggi.

Temuan ini dapat membantu para ilmuwan merancang cara-cara baru untuk melakukan intervensi pada populasi pasien yang berisiko.

Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, adalah masalah kesehatan yang besar dan terus berkembang.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menyebutkan bahwa tingkat prevalensi penderita hipertensi di Indonsia hampir 40 persen.

Baca Juga : Kelebihan Garam dapat Menyebabkan Hipertensi, Ini 6 Cara untuk Menguranginya dalam Makanan Sehari-hari

Sementara menurut American Heart Association, hipertensi mempengaruhi lebih dari 100 juta orang di AS.

Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mencatat hubungan antara kadar seng yang lebih rendah dan hipertensi.

Namun, sampai saat ini, para ilmuwan belum dapat menentukan peran pasti seng dalam pengembangan hipertensi.

Sebagai contoh, individu dengan kondisi tertentu, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit ginjal kronis, umumnya memiliki kekurangan seng dan tekanan darah tinggi.

Baca Juga : Termasuk Kulit Ayam, Hindari 8 Makanan Ini Bagi Penderita Hipertensi

Para ilmuwan masih belum jelas apakah kadar seng adalah penyebab atau efek dari peningkatan tekanan darah.

Demikian pula, penelitian lain menunjukkan bahwa individu dengan kadar seng lebih rendah lebih cenderung hipertensi.

Sebagai bukti lebih lanjut tentang keterlibatan seng dalam hipertensi, tikus yang sangat sensitif terhadap garam dan mudah mengalami tekanan darah tinggi memiliki kadar seng yang lebih rendah dalam darahnya.

Sekelompok peneliti menyelidiki hubungan antara seng dan tekanan darah. Mereka ingin menggali lebih dalam tentang mekanisme aksi-reaksi. Demikian dilansir dari Medical News Today.

Baca Juga : Menurut Penelitian, Kombinasi Obat Diabetes dan Hipertensi Kombo Dapat Membunuh Sel Kanker

Kemudian tim ini menerbitkan temuan mereka di American Journal of Physiology – Renal Physiology.

Penyerapan natrium memainkan peran penting dalam memoderasi tekanan darah. Natrium klorida cotransporter (NCC) dalam ginjal sangat penting.

Ini menyerap kembali natrium dari cairan yang ditakdirkan untuk menjadi urin dan memberinya makan kembali ke dalam tubuh.

Umumnya, kadar natrium yang lebih rendah dalam urin berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.

Baca Juga : Jika Sering Alami Kesemutan di Tangan, Hipertensi hingga Akibat yang Fatal Bisa Sedang Ancam Kesehatan

Dengan kata lain, ketika NCC terlalu aktif, maka NCC memompa lebih banyak natrium kembali ke dalam tubuh, urin berkurang, dan tekanan darah naik.

Sejumlah protein dapat berinteraksi dengan NCC untuk mengubah jumlah natrium yang diserap dan dikeluarkan oleh tubuh.

Seng bertindak sebagai kofaktor, yang berarti bahwa itu mempengaruhi aktivitas berbagai protein, termasuk enzim, faktor transkripsi, dan protein pengatur.

Para peneliti berpikir bahwa seng berdampak pada salah satu protein yang memoderasi NCC, meskipun mereka telah berjuang untuk menemukan bukti untuk ini.

Baca Juga : Ogah Minum Obat Modern, Gunakan Seledri Sebagai Penangkal Hipertensi

Seng dan hipertensi

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menjalankan serangkaian percobaan untuk menyelidiki hubungan antara seng dan hipertensi, dan mengamati peran NCC.

Pertama, mereka menunjukkan bahwa tikus yang makan makanan dengan tingkat seng yang lebih rendah mengembangkan hipertensi.

Kemudian, mereka membagi hewan-hewan ini menjadi dua kelompok.

Baca Juga : Bukan Orangtua, Serangan Jantung dan Hipertensi Kini Lebih Akrab Dengan Anak Muda

Mereka memberi makan setengah dari hewan pada diet yang mengandung kadar seng yang cukup. Seperti yang diharapkan, tekanan darah mereka segera kembali normal.

Para peneliti memberi tikus yang tersisa hydrochlorothiazide, obat yang menghambat NCC.

Tekanan darah hewan-hewan ini juga kembali normal. Ini karena NCC berhenti memompa natrium kembali ke dalam tubuh, yang memungkinkan urin membuangnya.

Dalam percobaan lain, para peneliti bekerja pada jaringan hewan di laboratorium.

Baca Juga : Berhentilah Takut, Tak Ada Bukti Kopi Bisa Meningkatkan Risiko Hipertensi

Mereka menunjukkan bahwa NCC bertanggung jawab atas hipertensi yang dimediasi oleh defisiensi seng.

Mereka juga menunjukkan bahwa aktivitas NCC diubah oleh adanya seng - khususnya, aktivitas NCC meningkat ketika seng berada pada level yang lebih rendah.

Para ilmuwan percaya bahwa ketika seng kekurangan pasokan, NCC lebih stabil dan karenanya dapat berfungsi lebih lama.

Hasil ini mengikat temuan dari kerja sebelumnya dan mengkonfirmasi peran seng dalam hipertensi.

Dan ini akhirnya bisa menjadi sebuah mekanisme untuk pengobatan hipertensi.

Baca Juga : Hati-hati! Anak-anak pun Bisa Terkena Hipertensi