Advertorial

Bukan Orangtua, Serangan Jantung dan Hipertensi Kini Lebih Akrab Dengan Anak Muda

Mentari DP
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Diketahui angka kematian terkait serangan jantung terus meningkat setiap tahunnya. Dan hal itu tidak hanya terjadi pada mereka yang sudah lansia.
Diketahui angka kematian terkait serangan jantung terus meningkat setiap tahunnya. Dan hal itu tidak hanya terjadi pada mereka yang sudah lansia.

Intisari-Online.com – Berita kematian ibunda Eko Patrio, Jamini binti Sumopardi, pada Selasa (30/10/2018) sore, membuka mata kita mengenai fakta serangan jantung dan hipertensi.

Dilaporkan ibunda komedian sekaligus politikus meninggal dunia karena serangan jantung.

Padahal menurut Eko, sakit ibunya tidak parah. Hanya sakit tersebut sudah menyebar ke bagian lain.

Diketahui angka kematian terkait serangan jantung terus meningkat setiap tahunnya. Dan hal itu tidak hanya terjadi pada mereka yang sudah lansia.

Baca Juga : Ibu Eko Patrio Meninggal Karena Serangan Jantung: Kaki yang Sering Bengkak Juga Bisa Jadi Peringatan Penyakit Ini

Anak-anak muda juga bisa terkena serangan jantung.

Dilansir darikompas.compada Selasa (20/3/2018), berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013, di Indonesia, penyakit jantung koroner tersebut mencapai angka 12,1% dari populasi.

Bahkan, penyakit ini semakin banyak diderita oleh kelompok usia muda, yakni 39% berusia kurang dari 44 tahun.

Tercatat sebanyak 22% dari penderita jantung usia muda ada di kisaran 15–35 tahun.

Sedihnya, selain serangan jantung, ada lagi penyakit mematikan yang dekat dengan anak muda. Ia adalah hipertensi.

Umumnya, hipertensi dikenal sebagai penyakit yang sering menyerang orang berusia lanjut. Sebab risiko hipertensi memang semakin meningkat seiring kita bertambah tua.

Namun faktanya, kasus hipertensi pada anak muda dan anak kecil ditemukan semakin banyak di penjuru dunia.

Baca Juga : Ibu Eko Patrio Meninggal Karena Serangan Jantung: Ternyata Serangan Jantung Banyak Diderita Anak Muda Lho

Contoh di Amerika Serikat, kurang lebih 20% orang dewasa muda dengan usia antara 18-30 tahun yang memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner lebih dulu bisa mengalami hipertensi.

Di Indonesia sendiri, menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa dari 25,8% total kasus hipertensi nasional.

Dan ternyata 5,3% di antaranya dipegang oleh anak remaja berusia 15-17 tahun.

Apa yang penyebab hipertensi pada anak muda?

Dari data tersebut, sekitar 90-95% kasus hipertensi di dunia termasuk jenis hipertensi primer.

Hipertensi primer adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak jelas penyebabnya. Ketidakjelasan penyebab tersebut juga tidak dipengaruhi oleh kondisi medis apa pun.

Sementara sisanya termasuk ke dalam kategori hipertensi sekunder.

Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang disebabkan oleh suatu kondisi medis tertentu yang menyerang fungsi ginjal, pembuluh darah, dan jantung.

Untuk penyebab hipertensi sekunder pada anak-anak muda biasanya karena penyakit ginjal turunan/bawaan, kelainan fungsi/bentuk aorta, sleep apnea, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau masalah tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme).

Ada juga fakta bahwa remaja perempuan lebih berisiko kena hipertensi apabila rutin minum pil KB.

Baca Juga : Ibu Eko Patrio Meninggal Karena Serangan Jantung, Ini 5 Gejala Awal Serangan Jantung yang Mungkin Tidak Anda Sadari

Bagaimana cara mengurangi risiko terkena hipertensi?

Jika Anda tidak memiliki riwayat hipertensi dari orangtua, maka gaya hidup Anda harus diubah. Karena Anda bisa menderita hipertensi primer.

Menurut WHO, faktor lainnya adalah obesitas.

Ada banyak anak muda yang memiliki berat badan di atas rata-rata. Oleh karenanya, silahkan menjaga pola makan dan berolahraga untuk menghindari obesitas.

Sebab, sebuah survei internasional terbitan Journal of American College Surgery melaporkan orang-orang dengan berat berlebih berisiko 1.7 kali lipat lebih tinggi untuk memiliki hipertensi daripada orang dengan berat badan sehat atau normal.

Kurang gerak juga bisa menjadi faktor penyebab. Apalagi jika Anda tidak berolahraga.

Cara mengurangi risiko terkena hipertensi yang keempat adalah dengan mengurangi makan-makanan cepat saji yang tinggi akan garam dan lemak.

Sebab, faktor ini menyumpang peningkatan kasus hipertensi secara global.

Hal ini dikarenakan asupan garam sodium berlebihan dan berkelanjutan akan mempersempit pembuluh darah dan membuat tubuh menyimpan kelebihan berat air.

Terakhir, silahkan cek tensi Anda.

Banyak orang yang menganggap sebelah mata hipertensi. Baik orangtua atau remaja. Padahal penyakit ini bisa menyerang semua orang.

Jadi, tidak ada salahnya mengecek tensi kita agar kita tidak menyeral di kemudian hari.

Baca Juga : Ibu Eko Patrio Meninggal Karena Serangan Jantung, Golongan Darah Ini yang Paling Rentan Terkena Sakit Jantung

Artikel Terkait