Advertorial
Intisari-Online.com – Sebenarnya, bagaimana penggunaan bantal yang sehat ketika kita tidur? Penggunaan bantal sebenarnya tergantung pada posisi tidur.
Ada yang terlentang, tengkurap, hingga miring. Saat tidur dengan posisi miring pastikan tulang belakang di leher sudah lurus. Prinsipnya, yang penting telah segaris dan pastikan leher tidak miring.
Sedangkan bila tidur terlentang kita harus membuat sedikit lengkungan pada kepala dan punggung yang disebut kifosis. Lengkungan leher akan terlihat dan posisi tidur kita dapat dibilang benar.
Pastikan juga belakang kepala atau oksiput kita untuk segaris dengan lekukan punggung saat tidur.
Baca Juga : Leher Sakit ke Salah Satu Sisi Saat Bangun Tidur? Mungkin Ini Penyebabnya
Bentuk kepala juga bisa berpengaruh terhadap bantal. Akibatnya ada yang butuh dua tumpuk bantal untuk meluruskan leher, tetapi ada juga yang tidak memerlukan bantal sama sekali.
Bantal pun sebenarnya juga bisa berbeda-beda. Ada bantal tipis, ada yang tebal.
Akan tetapi yang jelas, keras atau empuknya bantal sesungguhnya tidak berpengaruh kepada posisi tidur yang baik.
Kalau misalnya tulang punggung dan leher sudah segaris tanpa bantuan bantal, maka hal itu sudah cukup.
Baca Juga : 5 Bahaya Tidur Terlalu Lama, Salah Satunya Kena Penyakit Jantung!
Pada kasus tertentu, muncul kondisi khusus pada kepala, leher, dan punggung yang akan mengganggu postur.
Misalnya, malah mendangak apabila menggunakan bantal. Karena itu, sebaiknya dipastikan terlebih dulu, apakah penggunaan bantal malah mengubah postur lurus kita.
Kadang ada saja kasur yang sudah bisa menopang atau mengatur sendaran kepala kita agar sejajar dengan punggung saat tidur terlentang atau tulang belakang yang lurus saat tidur posisi miring.
Bantal leher sebenarnya juga bagus karena menopang lengkungan leher, tapi pastikan agar kepala tidak terlalu mendongak.
Baca Juga : Minum Air Rebusan Pisang dan Kayu Manis di Malam Hari, Tidur Jadi Lelap Tanpa Bantuan Obat
Saat kita tidur dan merasa tidak nyaman atau sakit, maka sudah pasti posisi tidurnya salah.
Sedangkan saat kita tidur dan tidak merasakan rasa sakit, juga tidak menjamin posisi tidur kita telah benar.
Bisa saja sebenarnya sudah ada atau tanda-tanda awal dan baru akan benar-benar terasa sakit apabila posisinya terus salah.
Untuk bisa memastikan apakah posisi kita sudah lurus dan benar saat tidur, adalah dengan memegang kepala bagian belakang atau leher. Bisa dipegang sendiri atau dengan bantuan orang lain.
Baca Juga : 8 Cara Tidur Nyenyak, dari Mandi Air Hangat hingga Gunakan Aroma Terapi
Bagi orang-orang yang memiliki penyakit pengapuran, posisi tidurnya harus sedikit flexi atau ke arah depan. Tapi jangan berlebihan.
Beda cerita dengan misalnya saraf kejepit karena Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) yang disebabkan oleh bantalan di tulang belakang. Posisi tidur justru harus sedikit ke belakang.
Posisi tidur terbaik sebenarnya adalah menyamping. Pada posisi itu, saat dada mengembang, kita tidak perlu melawan gravitasi dan vektornya nol.
Baca Juga : 3 Manfaat Memakai Kaus Kaki Saat Tidur, Salah Satunya Cegah Keringat!
Posisi terlentang justru tidak baik, karena tulang iga harus melawan gravitasi. Selain itu posisi terlentang akan menyebabkan kepala kita mendongak.
Akibatnya saluran pernapasan berupa trakea dan laring menyempit sehingga membuat kita mengorok.
Posisi tidur tengkurap sebenarnya bagus karena tulang iga tidak melawan gravitasi. Hanya saja, posisi ini akan mengganggu pernapasan karena dada terlalu ditekan. (Bramantyo – Intisari April 2017)
Baca Juga : Jangan Biasakan Tidur dengan Lengan Menyangga Kepala Jika Tak Ingin Seperti Wanita ini yang Harus Dioperasi