Kedua patung perunggu tersebut dibuat di Bengkel Gardona di Yogyakarta, arsiteknya Ir. Budiono Surasno.
(Baca juga: Cerita-cerita Unik di Balik Proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945)
Di atas lokasi ini juga terdapat Tugu Kilat, yang dulunya meruipakan tempat Bung Karno berdiri membacakan teks proklamasi.
Tugu ini berbentuk linggis dengan lambang kilat di puncaknya yang menggambarkan gerak pembangunan. Kilatnya sendiri melambangkdn gelegar proklamasi.
Ada Tugu Peringatan Satu Tahun Kemerdekaan RI, dikenal dengan Tugu Proklamasi.
Selain itu berdiri pula bangunan bertingkat bernama Gedung Pola, sekarang Gedung Perintis Kemerdekaan.
Kini, lokasi Monumen Proklamator tersebut menjadi semacam tempat rekreasi dan wisata.
Telegraf, telepon, dan radio
Sejak proklamasi diumumkan, siaran berita kemerdekaan tak terbendung lagi, menyebar luas ke seluruh penjuru lewat telegraf, telepon, surat kabar, dan radio.
Salah satu yang punya andil adalah Gedung Aneta (Algemeen Nieuws- en Telegraaf-Agentschap, dulu kantor berita Belanda), di Jl. Pos Utara 57 (kini, Jl. Antara), Jakarta.
Pada zaman Jepang, gedung dua tingkat itu menjadi kantor berita Jepang, Domei (di lantai atas), dan Kantor Berita Antara (yang pada 29 Mei 1942 diubah oleh Jepang menjadi Yashima) menempati lantai bawah gedung itu.
Sejak 6 Juli 1942, Yashima dilebur ke dalam Domei sebagai Bagian Bahasa Indonesia kantor berita Jepang tersebut.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR