Wajah bangunan maupun isi dan desainnya memang tak persis sama dengan saat dipakai merumuskan naskah proklamasi.
Pada bagian samping Idri dan belakang gedung ada tambahan bangunan baru. Di bagian dalam, ada bekas pintu yang ditutup tembok baru.
Meski ada sedikit perubahan wajah, masih ada empat ruangan bersejarah lengkap dengan meja-kursi atau perabot lain yang "semodel" dengan aslinya yang ditata menyerupai suasana kala itu.
Keempat ruangan tersebut diberi nama sesuai dengan kronologi kejadian. Ruang Pra Perumusan Naskah Proklamasi, dulu digunakan untuk persiapan perumusan naskah proklamasi.
Ruang Perumusan Naskah Proklamasi merupakan ruang makan dan tempat mengadakan rapat.
Dini hari menjelang pukul 03.00 WB, Jumat, 17 Agustus 1945, Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo Djojoadisuryo masuk ke ruangan ini untuk menyusun konsep naskah proklamasi di atas sebuah meja bundar.
(Baca juga: Tan Malaka, Tokoh Sunyi di Balik Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945)
Ruang Pengetikan Naskah Proklamasi berada di bawah tangga, dulu merupakan tempat pengetikan konsep naskah proklamasi oleh Sajuti Melik didampingi B.M. Diah.
Sebelum diketik, konsep naskah itu dibacakan Soekarno di hadapan hadirin dan disetujui.
Menurut catatan Moh. Hatta, yang hadir sekitar 40 - 50 orang, sementara sejumlah pemuda menunggu di luar pekarangan rumah Maeda.
Sementarg Ruang Penandatanganan Naskah Proklamasi merupakan tempat naskah proklamasi disahkan dan ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia, yang berlangsung menjelang subuh, malam itu juga.
Pegangsaan Timur 56
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR