Sejak itu ia sering terlibat dalam banyak kegiatan di istana.
Suatu saat ibunya, perancang dan perintis dunia mode Indonesia, Non Kawilarang, pergi ke Hongkong. Rima yang tomboi sejak remaja, ingin memakai mobil ibunya.
Sayang ia tak punya uang untuk membeli BBM secara rutin. Maka ia minta kepada Bung Karno agar diizinkan mengisi tangki mobilnya di pompa bensin istana. Ternyata diizinkan.
"Kalau kebetulan Bung Karno ada, saya mampir dan ngobrol-ngobrol. Beliau banyak memotivasi saya, memberi saran untuk membaca buku tokoh-tokoh wanita dunia, dan bercerita tentang banyak hal," kata Rima.
Sisi kemanusiaan Bung Karno banyak terlihat di saat senggang.
Pernah suatu kali Rima menawarkan rokok kepada Bung Karno, dan diterima, tanpa diembel-embeli nasihat tentang kesehatan atau bahaya rokok.
Ihwal nama Rima Melati, yang banyak diduga orang pemberian Bung Karno, si pemilik nama punya cerita berbeda.
Sekitar awal 1960-an Bung Karno suka mengganti nama orang yang dikenalnya, yang dirasa kebarat-baratan.
Maka nama Baby Huwae disarankan untuk diganti Lokita Purnamasari - dan sampai akhir hayatnya Baby Huwae memakai nama itu.
Sedangkan Marjolein Tambajong, panggilannya Leintje, nama asli Rima Melati, memang pernah dikatakan kebarat-baratan oleh Bung Karno.
Mafjolein yang ketika itu sedang mengandung anak kedua, ingin memberi nama Rima kepada si anak jika perempuan.
la diilhami tokoh Rima the Bad Girl dalam film Green Mansions (1959) yang diperani Audrey Hepburn.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR