Tidak ada sayuran di dalamnya. la disebut sebagai sayur, karena pada masa lalu brongkos memang berisi sayur-sayuran, antara lain kacang tholo (kacang tunggak), buncis, kulit melinjo, dan tahu.
Tidak mengandung daging. Kalaupun ada dagingnya, biasanya berupa daging giling yang dibentuk bulatan seperti bakso kecil atau daging tetelan.
Itu pun jumlahnya tidak banyak.
Isi berubah
Tapi belakangan resepnya berubah. Brongkos masa kini isinya berbeda. Yang dominan bukan sayuran tapi daging.
(Baca juga: Lukisan Awal Keraton Ngayogyakarta dari Zaman VOC: Siapakah Sosok dalam Lukisan Itu?)
Di Warung Bu Padmo, brongkos hanya berisi daging. Kacang tholo dipisah dalam masakan tersendiri tapi biasanya dicampur dengan brongkos saat pesanan dihidangkan.
Daging sapi diiris kecil-kecil sebesar dadu. Bumbunya sederhana saja, terdiri atas cabai, bawang merah, bawang putih, salam, laos, gula, garam, dan keluwak.
Bumbu dan daging ini dimasak bersama dengan santan kelapa. Adanya keluwak di dalam bumbu membuat kuah kental masakan ini berwarna hitam mirip rawon.
Meski kuahnya sama-sama hitam, brongkos berbeda dengan rawon.
Kuah brongkos lebih gurih dan kental karena memakai santan kelapa.
Saat tersaji komplet di piring, brongkos berupa makanan berkuah kental berwarna hitam, berisi banyak daging, sedikit kacang tolo, dengan irisan petai dan cabai rawit warna merah yang masih utuh.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR