Sebagai “legenda hidup”, Fidel Castro yang terampil menghipnosis orang dengan pidatonya ini disebut-sebut sebagai “diktator tunggal” di dunia, setelah meninggalnya Joseph Tito, Kim Il-sung, Deng Xiaoping, Juan Peron, dan Nikita Krushchev. Bahkan bagi pengamat tertentu, Castro yang dianggap “Robin Hood” karena suka bagi-bagi tanah buat rakyatnya, juga ditafsir sebagai jelmaan hidup dari Napoleon, Hitler, dan Stalin.
Suka tidak suka, Castro memang sosok revolusioner yang patriotik banget dalam membela martabat dan harkat bangsanya di hadapan panggung negara adikuasa. “Aku lahir dalam sebuah gerilya,” kata anak ketiga dari enam putra-putri pasangan Angel Castro y Argis dan Lina Ruz Gonzalez ini. Sebagai anak orang kaya, Castro melewati masa sekolahnya dengan mulus, serta tumbuh dan berkembang minat politiknya sebagai pemuda Kuba yang dinamis. energik, dan pintar.
Lulus sebagai doktor hukum pada usia 23 tahun (1950), ia melesat menjadi kepala negara Kuba pada 1959. Fidel muda yang kekar dan ganteng mulai menapak gelanggang politik Kuba di masa pemerintahan diktator Fulgencio Batista. Setelah merasakan kegerahan bara politik negerinya, Fidel muda yang suka olahraga petualangan di alam bebas, main basket dan baseball serta lari cepat di kampus Universitas Havana, kemudian ikut aktif dalam geng-geng politik mahasiswa dan acap kali bentrok dengan petugas pemerintah.
Tahun 1947 Fidel masuk Partido Ortodoxos bentukan Eduardo Chibas yang antikorupsi dan berniat bikin reformasi sosial, mewujudkan identitas nasional, serta menciptakan independensi ekonomi Kuba yang bebas dari cengkeraman AS. Tahun 1948, Fidel ke Bogota (Kolumbia), ikut konferensi mahasiswa Amerika Latin. Dalam pertemuan itu, Fidel menyebarkan pamflet antidominasi AS. Namun tidak lama kemudian, timbul kerusuhan “La Violencia”, lalu Castro yang aktif di lapangan disangka pimpinan gerakan kerusuhan itu, sehingga dikejar-kejar.
Untung ia masuk ke kedutaan Kuba dan bisa pulang selamat. Pengalaman itu menumbuhkan semangat pemberontakan dalam dirinya. Sekembali ke Kuba dan menikahi Mirta Diaz Balart (berasal dari keluarga kaya raya), Dr. Fidel Castro menjadi pengacara, pembela wong cilik kelas rendahan. Pada 1952, di Kuba terjadi kudeta pimpinan Jenderal Fulgencio Batista yang menggeser Presiden Carlos Prio Socarras. Rezim Batista diakui dan mengakui AS, serta mendapat dukungan ekonomi AS. Fidel sakit had, mulailah dia kasak-kusuk panas dan menyalakan bara dendam menjadi api revolusi terhadap Batista dan Amerika Serikat.
Fidel meninggalkan praktik hukumnya, mengajak Raul Castro bergabung lalu bersekongkol membentuk organisasi bawah tanah. Mereka mengumpulkan senjata dan amunisi, merencanakan serangan mendadak untuk merobohkan kekuasaan Batista. Tanggal 26 Juli 1953, Castro dan fidelismo atau pengikut fanatik Fidel, menyerbu barak Moncada, garnisun terbesar di luar Santiago de Cuba.
Korban berjatuhan. Fidel Castro menyelamatkan diri dan bertahan di Pegunungan Sierra Maestra di timur Santiago. Namun, gerombolan itu tertangkap. Fidel dan Raul terkena pengadilan. Fidel dijatuhi hukuman 15 tahun penjara di ujung tahun 1953. Dalam pengadilan itu, Fidel sempat berpidato, “Aku peringatkan, ini hanyalah permulaan … Aku akan diam beberapa tahun, tapi suaraku tidak akan dilumpuhkan, karena suara ini muncul dari dadaku … Hatiku akan memberikan api … Hukumlah aku. itu tidak masalah. Sejarah akan membebaskanku!” Fidel pun masuk penjara dan diceraikan istrinya.
Dua tahunan berlalu, Mei 1955, Fidel mendapat amnesti dari Batista. Castro yang masih mendendam lari ke Meksiko dan merancang revolusinya dari sana.
Che Guevara dan Barbudos
Taktik gerilya klasik menjadi pilihan Castro untuk menyerang balik rezim Batista. Di Meksiko, ia sempat berkenalan dengan Ernesto “Che” Guevara, pakar teoritis dan taktik perang gerilya asal Argentina. Fidel makin bersemangat saat Che meyakinkan, solusi melepaskan rakyat dari kemiskinan hanyalah melakukan “revolusi dengan kekerasan”.
Pada 26 November 1956, Castro bersaudara bersama Che dan 80 pengikut lainnya kembali ke Kuba dengan kapal Granma. Geng pemberontak ini mendarat pada 2 Desember 1956. Dalam waktu singkat, pasukan gerilya itu berantakan dan tewas. Meski angkanya simpang siur, sekitar 20 orang termasuk Castro bersaudara. Che, dan Camilo Cienfuegos lari dan bersembunyi di Pegunungan Sierra Maestra. Gerilya ini mendapat dukungan fidelismo yang sebagian besar masyarakat pedalaman.
New York Times pertengahan tahun 1957 tiba-tiba memuat berita dan gambar Castro cs, termasuk foto Che Guevara. Banyak yang kaget karena mengira Fidel dan revolusinya sudah mati. Makin lama Fidel makin kuat, sebaliknya Batista kian kedodoran karena AS menghentikan bantuan dolarnya. Fidel pun kian populer dengan tampang berewokan berpakaian militer lusuh serta mengisap cerutu Havana kesukaannya. Tampang penyeru gerakan revolusioner Kuba itu kian romantis bagi pengagum gerakan keras dan revolusi kontan ala Kuba.
Source | : | intisari |
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR