Di Jakarta yang panas, sebaliknya tamu-tamu disambut dengan udara sejuk. Udara yang nyaman ini membuat orang malas keluar.
Banyak pusat perbelanjaan mempunyai supermarket atau toko serba ada di ujung-ujungnya.
Baca juga: Pria Unik Ini Menjual Sebuah Tank Militer Bekas di Situs Belanja Online, Apakah Anda Berminat?
Fungsinya sebagai umpan untuk menarik pengunjung ke toko-toko lain di sekitarnya. Soalnya supermarket atau toko serba ada menjual barang yang diperlukan sehari-hari.
Mengatur barang-barang di dalam supermarket ada seninya. Pasti harus rapi, tetapi terlalu rapi membuat orang tidak tega untuk mengambilnya.
Deretan barang-barang di rak harus sudah ada beberapa yang diangkat, sebab orang cenderung segan mengganggu deretan yang seakan-akan belum tersentuh.
Kebanyakan orang lebih cekatan mempergunakan tangan kanan daripada tangan kiri. Jadi kita cenderung mengambil sesuatu dengan tangan kanan. Maka itu dalam mengatur letak instant coffee sampai kertas WC, mereka menempatkan yang lebih mahal di sebelah kanan.
Cahaya juga memainkan peranan penting di supermarket. Supaya sayur-mayur kelihatan lebih menggiurkan, cahaya "dibiaskan" ke arah hijau.
Sebaliknya daging dibuat lebih menarik dengan cahaya yang dibiaskan ke merah.
Cash register sekarang tidak berdenting lagi, supaya tidak ada bunyi yang mengingatkan uang kita keluar untuk masuk ke alat itu.
Di Inggeris pernah ada seorang wanita lanjut usia yang begitu bingung di dalam hypermarket yang seperti sarang tanpa jalan keluar, sehingga ia berputar-putar tidak bisa keluar 3 hari! (Lynn Foulds Wood – Intisari April 1980)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR