Advertorial
Intisari-Online.com - Sebuah supermarket di Belanda menjadi supermarket pertama dengan konsep bebas plastik sebagai pembungkus bahan makanan.
Awalnya, pembeli sama sekali tidak percaya bahwa di antara pembungkus produk-produk barang supermarket tersebut, seperti kemasan mengkilap teh, kantong transparan tomat dan wortel, deretan kemasan nasi dan keripik, tidak ada unsur plastik sama sekali.
Dilansir dari Daily Mail, memang benar bahwa semua kemasan di toko bahan makanandi kompleks makanan sehat Belanda yaitu Ekoplaza, Amsterdam pada Rabu (7/3) lalu adalah bebas plastik.
Semua kemasan terbuat dari bahan baku seperti pati, bubur gula dan kayu atau kaca biasa dan kertas atau karton.
(Baca juga: Patut Bangga! UGM Masuk 45 Universitas Paling Eksotis di Dunia)
Semua bahan itu tetap membuat makanan di dalamnya sama segarnya dengan kemasan plastik.
Semua orang yang datang ke toko sangat terkejut dengan perubahan yang terjadi.
Program bebas plastik itu juga dibantu oleh dua orang wanita wirausaha di London yaitu Sian Sutherland dan Frederikke Magnussen yang setahun lalu meluncurkan kelompok kampanye (A Plastic Planet) yang bertujuan mengurangi penggunaan sampah di dalam industri makanan.
(Baca juga: Obsesi Ganjil Raja Louis XIV dan Alasan Mengapa Wanita Melahirkan Berbaring)
Mereka juga mempelopori gerakan agar produsen dapat mengubah kemasan makanan, dari plastik menjadi non plastik.
Pembukaan gerai pada minggu lalu juga menarik perhatian wartawan TV dan surat kabar dari seluruh dunia.
Butuh waktu enam bulan bagi gerai tersebut untuk menghasilkan lebih dari 700 produk yang sesuai dengan program tanpa melibatkan biaya tambahan dari pembeli.
(Baca juga: 5 Fakta Tentang Aksi Keji Anak Durhaka, Wajah Penebas Leher Ibu Kandung Ternyata Penuh Tato)
Kelebihan dari kemasan bebas plastik tersebut adalah ketika kemasan dibuang di keranjang kompos bersama makanan yang bisa membusuk, kemasan itu akan rusak menjadi air, karbon dioksida dan sampah organik hanya dalam 12 minggu.
Kemasan pembungkus salad atau kentang terbuat dari dekstrosa, gula dari jagung, tebu atau gula bit yang harganya sedikit lebih mahal dari plastik biasa.
Pembeli sempat tidak percaya kalau kemasan pembungkus makanan yang akan dibelinya bukan plastik, namun pihak supermarket menjelaskan bahwa kemasan akan rusak di dalam keranjang sampah yang lembab selama 12 minggu.
Tapi, akhirnya konsumen ikut mendukung program supermarket itu.
Pihak Ekoplaza masih harus mengembangkan program bebas plastik yang mereka buat.
Meskipun supermarket mereka telah terbebas dari plastik, namun produk minuman menggunakan botol yang justru menambah beban konsumen saat berbelanja dan mereka juga tidak memiliki produk minuman kaleng.
(Baca juga: 5 Hewan ‘Sakti’ yang Bisa Hidup Selamanya, Salah Satunya Kura-kura)