Pertama praktik kering berupa simulasi dengan sasaran semu, misalnya mewawancarai teman sendiri.
Kedua, praktik basah berupa terjun langsung ke lapangan.
Saat praktik inilah keahlian mereka sebagai intelijen benar-benar diasah.
“Ketika operasi buka-buka buku dulu, ‘kan tidak mungkin,” papar Tri Yoga.
Setiap hari jadwal perkuliahan berlangsung pada pukul 08.00– 16.00, sedangkan Sabtu hanya
setengah hari.
“Jenuh juga ‘kan kalau setiap hari di gunung,” jelas Wahyudi.
Karena akses dari STIN ke pusat kota terdekat cukup sulit, maka para mahasiswa yang ingin berlibur akan diantar dengan kendaraan milik STIN.
Selain gedung kuliah, gedung administrasi, lapangan olahraga, baik indoor maupun outdoor, serta lapangan tembak; STIN juga menyediakan fasilitas asrama putra dan putri.
Asrama putra empat lantai dan semuanya penuh.
Sementara asrama putri yang berdaya tampung tiga lantai hanya satu lantai yang terisi.
Komposisi siswa STIN memang didominasi pria.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR