Untuk angkatan terakhir saja, perbandingannya 69 putra dan 24 putri.
Gelar yang akan disandang ketika lulus kelak adalah Sarjana Intelijen (S.In.).
Tapi tentunya gelar ini jarang atau bahkan tidak akan pernah mereka catat dalam penulisan nama mereka. Maklum, namanya juga agen rahasia.
Para mahasiswa ini nantinya akan bekerja di BIN karena memang untuk saat ini STIN hanya fokus memasok SDM ke lembaga intelijen negara itu.
“Tapi enggak tahu juga ke depannya. Dunia intelijen itu luas, tidak sekadar masalah security. Masalah bisnis juga menyangkut intelijen,” terang Tri Yoga.
Bohongnya white lies
“Jika berhasil tidak dipuji, jika gagal dicaci maki, jika hilang tidak dicari, dan jika mati tidak ada yang mengakui.”
Begitulah kurang lebih gambaran seseorang intelijen.
Hidup penuh kerahasiaan, bahkan sejak pengumuman kelulusan.
Lembar pengumuman hanya akan diisi oleh nama-nama peserta yang tidak lulus.
Wajar jika siapapun – termasuk wartawan – dilarang mengambil foto yang memperlihatkan wajah mereka secara jelas.
Taktik untuk menyembunyikan identitas ini memang diajarkan langsung kepada para mahasiswa.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR