Tindakan ini diikuti kampanye pembangkangan sipil oleh kaum minoritas Tamil.
Mereka berang karena keputusan Sirimavo untuk menghapuskan Bahasa Inggris dari bahasa resmi.
Sirimavo memerintahkan untuk melakukan seluruh aktifitas pemerintahan dengan Bahasa Sinhala. Bahasa ini merupakan bahasa kaum mayoritas Sinhalese.
Kaum Tamil menganggap tindakan Sirimavo merupakan tindakan diskriminatif dan merupakan upaya membatasi akses Tamil ke posisi resmi dan hukum.
Sikap keberpihakan Sirimavo ini memicu pemberontakan kaum Tamil.
Kondisi inilah yang sangat ingin diakhiri oleh anak perempuannya Chandrika Kumaratungga.
Masalah lebih jauh muncul bersamaan Presiden mengambil-alih usaha asing.
Tindakan ini membuat Amerika dan Inggris meradang hingga mengembargo bantuan ke Srilanka.
Akibatnya, Sirimavo makin mendekat ke China dan Uni Soviet dan merajai non-blok.
Di negerinya, Sirimavo berhasil mematahkan upaya kudeta militer pada tahun 1963.
Tahun berikutnya ia kehilangan dukungan dan kalah dalam pemilu.
Meski begitu, di pemilu 1970 Sirimavo berhasil bangkit kembali dengan mayoritas besar.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR