Ajudannya yang kembali ke bunker mengaku Fegelein kembali ke rumahnya di Berlin. Di situ ia menukar seragam jenderal SS-nya dengan pakaian sipil.
Fegelein menyarankannya agar ia melakukan hal yang sama, sambil menunggu kedatangan orang Rusia dan mencoba menggabungkan diri dengan Himmler. Ajudan itu menolak.
Bagi Bormann dan Hitler seperti juga untuk kami, semua sudah jelas. Fegelein seorang pengkhianat dan pengecut yang ingin mencari selamat.
Dengan mengenakan pakaian sipil ia mungkin bisa menghindarkan diri dari hukuman, biarpun ia jenderal SS dan ada hubungan keluarga dengan Eva Braun.
Tanggal 27 April para pejabat dari SD (polisi keamanan) menemukannya di apartemennya. Bukan dengan Gretl, saudara Eva Braun, tetapi dengan wanita muda tidak dikenal.
Ia telah mengumpulkan perhiasan dan emas seharga 100.000 mark dan membereskan kopernya dengan harapan bisa meninggalkan Berlin entah ke mana.
Pada saat terakhir ia juga menelepon Eva Braun dan menyarankannya untuk meninggalkan ibu kota secepat mungkin. Namun Eva menolak.
Ketika ia diangkut ke bunker dengan diapit dua penjaga bersenjata, ia memberi kesan patut dikasihani. Ia mengenakan sarung tangan, mantel kulit dan sebuah peci olahraga sehingga ia memberi kesan seperti "dandy" dari Kurfuerstendam.
Sebuah pengadilan militer segera dibentuk atas perintah Hitler yang menjatuhkan hukuman mati kepadanya atas tuduhan pengkhianatan.
Eva Braun yang rupanya menderita konflik bathin, minta belas kasihan Hitler untuk iparnya, tetapi Hitler telah mengatakan bahwa ia puas bisa mengirim jenderal SS yang mendapat penghargaan tertinggi tersebut sebagai orang pertama ke medan perang.
Menjelang tengah malam Fegelein diajukan di depan regu penembak. Dengan tabah ia mendengarkan tuduhan yang dibacakan di ruang kebesaran gedung kanselir dan ia meninggal seperti layaknya tentara.
Tak lama setelah pelaksanaan hukuman mati itu Hitler memanggil saya ke ruang kerjanya dan ketika saya menghadap ia langsung mengatakan : "Linge, saya ingin kau kembali ke keluargamu".
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR