Find Us On Social Media :

Kutukan Mati 3 Dinasti, Benarkah Ini Nasib Nahas yang Bisa Diwariskan Turun-temurun?

By K. Tatik Wardayati, Senin, 4 Juni 2018 | 19:45 WIB

 

Intisari-Online.com – Darah biru bisa diturunkan seorang bangsawan kepada anaknya. Harta dan ilmu juga bisa diwariskan. Tapi apakah nasib nahas juga bisa diwariskan menjadi kutukan turun-temurun? Jelas sulit mencari buktinya.

Kalau beberapa contoh bisa dianggap sebagai bukti, maka keluarga Bhutto, Nehru - Gandhi, dan Kennedy mungkin bisa dianggap sebagai buktinya.

Tanggal 4 April 1979.

"Persis pukul 02.00, aku tiba-tiba terbangun dari tidurku dan dengan serta merta menjerit, Tidak!' Suaraku seperti tercekat di kerongkongan. Napasku tiba-tiba sesak. 'Papa! Papa!' Badanku menggigil seperti kedinginan meskipun aku sedang berada di dalam penjara yang gerah."

Demikian kata-kata Benazir Bhutto seperti yang ia tulis di buku autobiografinya, Benazir Bhutto, Daughter of the East, mengenang peristiwa kematian bapaknya, Zulfikar Ali Bhutto. Saat itu, Zulfikar Ali Bhutto, Begum Nusrat Bhutto (Ibunda Benazir), dan Benazir Bhutto, dikurung di penjara Rawalpindi di bawah rezim militer Zia-ul Haq.

Baca juga: Namanya Memang Kalah Gaung dari Mahatma Gandhi, tapi Inilah Sosok yang Dianggap sebagai Syahid Terbesar di India

Benazir dan ibunya, Nusrat, berada di dalam satu sel. Sementara Zulfikar berada di sel lain. Ia menunggu hukuman mati karena didakwa mendalangi pembunuhan rival politiknya.

Saat terbangun secara tiba-tiba dini hari itulah, Benazir yakin bahwa ayahnya telah dieksekusi di tiang gantungan. Seolah keduanya dihubungkan oleh telepati.

Eksekusi terhadap Zulfikar sendiri tidak diumumkan tanggalnya kepada publik. Bahkan, Benazir dan Nusrat pun hanya bisa menduga-duga waktu persisnya.

Sehari sebelum eksekusi, Nusrat bertanya kepada Benazir, "Pinkie (panggilan kesayangan Benazir), kita berdua disuruh menemui ayahmu. Apa maksudnya ini?"

Nusrat bertanya demikian karena memang keduanya biasa menjenguk Zulfikar secara bergiliran. "Aku langsung tahu itu adalah pertanda bahwa eksekusi bapakku sudah tiba saatnya," kenang Benazir.

Baca juga: Sisi Lain Mahatma Gandhi, Tidur Seranjang Dengan Keponakan Wanitanya Untuk Menguji Kekuatan Iman